Puncak Hari Santri PBNU Doakan Keselamatan Dunia
Kamis, 22 Oktober 2020 | 15:30 WIB
Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Razin (kedua dari kanan) mengatakan dalam momentum hari santri di tengah pandemi Covid-19 santri harus tetap istikamah menjalankan kewajibannya menimba ilmu. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memperingati Hari Santri melalui kegiatan Doa Tolak Bala untuk Keselamatan Dunia. Kegiatan diikuti ratusan santri yang berasal dari berbagai pesantren secara virtual dan beberapa pengurus PBNU di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (22/10) malam.
Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffar Razin mengatakan, dalam momentum hari santri di tengah pandemi Covid-19 ini, santri harus tetap istikamah menjalankan kewajibannya menimba ilmu sebanyak-banyaknya di pesantren.
Kata Gus Rozin, aktivitas di pesantren merupakan penempaan diri yang akan membentuk akhlakul karimah sebagaimana tujuan awal dibangunnya pesantren yakni membentuk akhlak anak bangsa.
"Pendidikan pesantren juga tidak hanya mempertebal iman, tidak hanya pendidikan keagamaan tetapi juga untuk mencintai tanah air. Mbah Wahab sudah menyampaikan bahwa hubbul wathan minal iman," kata Gus Rozin saat memaparkan kata sambutannya.
Selanjutnya, Gus Rozin melaporkan ada 100 pesantren yang terpapar Covid-19. Bahkan beberapa kiai pengasuh pesantren wafat di sela-sela berkembangnya Covid-19 di Indonesia.
"Dan, hampir 4000 santri yang terpapar Covid-19, tentu ini sangat serius," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan, pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada kesehatan, namun juga ekonomi, pendidikan, keagamaan, dan kebudayaan.
Dari sisi kesehatan, Covid-19 menjadi penyebab kematian lebih dari 350 ribu nyawa, ratusan tenaga medis, agamawan, dan akademisi. Sementara dari sisi ekonomi, Covid-19 menyebabkan guncangan yang mendisrupsi ekonomi dunia. Dari sisi pendidikan, Covid-19 telah mengubah lanskap dunia pendidikan, termasuk pesantren.
Lalu, dari sisi keagamaan, Covid-19 telah mempengaruhi berbagai kaifiyyah ubudiyyah mulai dari shalat, umrah, haji, hingga perawatan jenazah. Tak hanya itu, lanjut Kiai Said, dari sisi kebudayaan, Covid-19 telah mengguncang praktik kebudayaan yang berbasis komunalisme masyarakat.
"Penanganan Covid-19 ini jelas membutuhkan keterlibatan multi-pihak. Pemerintah, masyarakat ekonomi masyarakat sipil seperti NU, Muhammadiyyah, dan lainnya dituntut untuk bekerjasama," katanya.
Hadir pada kegiatan ini Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar yang mengikuti dari kediamannya di Surabaya, Jawa Timur. Sekjen PBNU H Helmy Faisal Zaini, Ketua LDNU H Agus Salim dan pengurus LDNU H Misbachul Munir.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua