PWNU–PCNU Se-Indonesia Ikuti Keputusan Mustasyar di Tebuireng terkait Persoalan di PBNU
NU Online · Selasa, 9 Desember 2025 | 09:00 WIB
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Lebih dari 400 pengurus wilayah dan cabang Nahdlatul Ulama dari seluruh Indonesia menyatakan sikap bulat untuk mengikuti sepenuhnya arahan dan keputusan para mustasyar serta sesepuh NU yang bersilaturahim di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, pada Sabtu (6/12/2025).
Sikap ini disampaikan dalam pertemuan daring yang dipimpin Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pada Ahad (7/12/2025).
Para pimpinan PWNU dan PCNU menegaskan bahwa keputusan Mustasyar Tebuireng adalah rujukan tertinggi secara moral dalam menghadapi dinamika internal PBNU yang berkembang dalam beberapa hari terakhir.
Para sesepuh yang hadir di antaranya Prof KH Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Siradj, KH Anwar Manshur, KH Umar Wahid, serta sejumlah mustasyar lainnya dinilai menunjukkan kepedulian mendalam terhadap keselamatan jam’iyyah.
Sejumlah pimpinan wilayah dan cabang yang berbicara dalam forum daring menegaskan bahwa keputusan para mustasyar mengikat secara moral bagi seluruh keluarga besar NU.
Dalam forum tersebut, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan latar belakang pertemuan Tebuireng.
Ia menggambarkan bagaimana para kiai sepuh, beberapa di antaranya telah berusia lebih dari 80 tahun, tetap memaksakan diri hadir meski dalam kondisi fisik terbatas.
“Saya terharu melihat para sesepuh turun tangan. Mereka bersusah payah datang karena kecintaan yang luar biasa kepada jam’iyyah ini,” jelasnya.
Gus Yahya mengungkapkan bahwa ia telah memberikan jawaban menyeluruh kepada para mustasyar, disertai dokumen yang memuat data terkait seluruh tuduhan dan persoalan yang berkembang.
“Semua hal yang dipertanyakan telah saya jawab selengkap-lengkapnya dan serinci-rincinya,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa yang paling penting saat ini bukan perdebatan personal, melainkan penyelamatan tatanan organisasi.
"Organisasi itu manzumah (sebuah sistem), dan sokogurunya (pondasi utama) adalah nizham (aturan/prinsip). Bila nizham ini diabaikan, organisasi bisa runtuh dan mundur seratus tahun," tegasnya.
Rais Syuriyah PWNU Bengkulu KH Hasbullah Ahmad menegaskan bahwa narasi yang menyebut ketua umum durhaka kepada kiai adalah keliru.
“Itu salah besar. Justru Ketum sedang menasihati kita semua untuk kembali ke aturan,” ujarnya.
Ia menyatakan bahwa PWNU Bengkulu sepenuhnya mendukung keputusan para mustasyar di Tebuireng sebagai rujukan penyelesaian.
“Kami support agar Ketum dan Sekjen terus berupaya agar NU selamat dari badai yang sedang melanda,” katanya.
Sementara itu, Ketua PWNU Kepulauan Bangka Belitung Masmuni Mahatma menyatakan bahwa pihaknya tidak akan bergeser sedikit pun dari tatanan AD/ART.
“Ketua umum atau rais aam hanyalah institusi kecil. Yang besar adalah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa PWNU dan PCNU yang hadir dari Bangka Belitung mengikuti sepenuhnya arahan Mustasyar Tebuireng, karena para sesepuh memiliki pandangan jernih dan jauh dari kepentingan personal.
Dalam pertemuan yang sama, Ketua PWNU Sulawesi Selatan Prof KH Hamzah Harun Al-Rasyid menyampaikan bahwa alasan pemakzulan Ketua Umum tidak memiliki dasar kuat.
“Mandataris tidak boleh diberhentikan kecuali melalui forum yang sama yang mengangkatnya,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa langkah paling tepat saat ini adalah mengikuti rekomendasi para sesepuh yang menyerukan islah dan penertiban proses informasi.
“Usaha yang paling tepat sekarang adalah islah. Kalau islah tidak bisa, kembali kepada AD/ART. Itulah yang dipesankan para Mustasyar,” katanya.
Dari sisi yang lain, Ketua PCNU Kota Malang KH Isroqunnajah menyampaikan rasa prihatin atas saling serang di media sosial yang ikut menyeret nama para kiai.
“Kami sama sekali tidak rela para kiai dibully di media sosial. Silaturahim Tebuireng memberi arah yang jelas agar persoalan kembali ditempatkan pada tatanan,” ujarnya.
Ia menilai bahwa klarifikasi menyeluruh yang diberikan Ketua Umum kepada para sesepuh menjadi modal kuat bagi warga NU untuk memegang keputusan Mustasyar sebagai panduan.
Para pengurus wilayah dan cabang bersepakat untuk mengikuti langkah-langkah yang disampaikan para Mustasyar dan sesepuh NU sambil menunggu proses organisatoris berikutnya.
Terpopuler
1
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
2
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
3
Silaturahim PBNU Sesi Pertama di Tebuireng Selesai, Prof Nuh: Cari Solusi Terbaik untuk NU
4
Kiai Sepuh Respons Persoalan PBNU: Soroti Pelanggaran Pemakzulan dan Dugaan Kekeliruan Keputusan Ketum
5
KH Ma’ruf Amin Ikuti Forum Sesepuh NU, Sampaikan 4 Sikap untuk Redam Persoalan di PBNU
6
PBNU Terbitkan Surat Undangan Rapat Syuriyah-Tanfidziyah, Tembusan ke Rais Aam
Terkini
Lihat Semua