Rakernas PDNU Kukuhkan Organisasi Kesehatan NU Hadir di Semua Level
Kamis, 3 Desember 2020 | 03:15 WIB
Kesehatan menjadi faktor yang sangat penting bagi masyarakat. Kehadiran dokter NU di semua level bertujuan memenuhi layanan kesehatan tersebut.
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Salah satu rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) pekan kemarin yakni melantik dan mengukuhkan organisasi kesehatan di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Organisasi itu adalah Pengurus Wilayah PDNU tingkat provinsi, Pengurus Cabang PDNU di tingkat kabupaten/kota, Pengurus Komisariat PDNU dan Organisasi mahasiswa pendidikan dan profesi dokter Indonesia atau Nahdlatul Ulama Medical Student Association (NUMSA).
Pelantikan yang berlangsung secara virtual dan khidmat itu dipimpin langsung oleh Ketua Umum PDNU Muhammad S Niam. Pelantikan organisasi kesehatan NU ini menandai dimulainya penguatan pengetahuan ilmu kesehatan oleh warga NU.
Selama ini, NU kerap disebut sebagai organisasi yang lemah akan organisasi kesehatannya. Dengan dilantiknya lembaga-lembaga di semua level ini membuktikan bahwa NU memang selalu peduli dengan berbagai sektor yang menyangkut hajat orang banyak masyarakat bangsa.
Ketua Umum PDNU mengatakan, setelah dilakukan pelantikan maka diusahakan semua level organisasi kesehatan NU melakukan pemetaan program kegiatan. Dia mengingingkan PDNU berperan aktif membantu masyarakat dalam menyuarakan persoalan kesehatan yang kerap ditemukan.
Ia mengaskan, PDNU adalah organisasi sosial kemasyarakatan, perhimpunan para dokter yang memiliki tekad juang membela akidah Ahlusunah wal Jamaah Annahdliyah. PDNU jelas berada dibawah garis koordinasi dan garis intruksi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Namun, ucapnya, karena anggota dan pengurusnya merupakan dokter, PDNU dan organisasi kesehatan NU di bawahnya memiliki tanggung jawab profesi. Karenanya, sudah pasti PDNU akan bekerja sama dengan organisasi kesehatan lain yang ada di Indonesia salah satunya adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
“IDI juga akan mengawasi kita sebagai dokter,” ungkapnya.
Sebagai catatan, peran NU dalam menghadirkan insan kesehatan di Indonesia sudah dimulai sejak dibentuknya NU tahun 1926. Namun, pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, hal ini kembali dipertegas oleh para muktamirin. Mereka menginginkan agar pengurus di berbagai tingkatan untuk berikhtiar dalam bidang pendidikan, perekonomian, dan kesehatan.
Memang kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Helmy Faishal Zaini yang paling kentara kemajuannya adalah bidang pendidikan. Sementara dua yang terakhir masih terus diupayakan dan dikembangkan.
“Tapi bukan berarti tidak ada kemajuan sama sekali. Beberapa klinik dan rumah sakit NU telah mulai dibuka untuk melakukan pelayanan,” katanya beberapa waktu yang lalu.
Berkaca pada masa NU awal berdiri, di dalam statuten (AD/ART) NU pada tahun 1930 disebutkan, organisasi para ulama tersebut mendirikan badan-badan untuk memajukan urusan pertanian, perniagaan, dan perusahaan yang tiada dilarang oleh syara Islam.
Di statuten pasal 3 huruf F itu memang tidak menyebutkan secara khusus terkait upaya kesehatan. Tapi nyatanya, 6 tahun kemudian, yaitu pada Muktamar NU ke-11 di Banjarmasin pada 1936, telah ada upaya dari Cabang NU yang mendirikan klinik, yaitu Cabang NU Serang, Banten (waktu itu masuk ke dalam Jawa Barat).
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua