Nasional

Sejak Ada Liga Santri, Jumlah Pendaftar Pesantren Meningkat

Sabtu, 28 Oktober 2017 | 09:02 WIB

Bandung, NU Online
Semenjak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggulirkan kompetisi Liga Santri Nusantara (LSN) di jagad persepakbolaan pondok pesantren, kini sudah mulai menampakkan berbagai dampak positif termasuk peningkatan pendaftar yang nyantri di pesantren yang memiliki tim sepak bola. 

Fenomena tersebut disampaikan oleh pengurus pondok pesantren Man'baul Hikmah Kendal Rifqil Muslim. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa santri saat wawancara pendaftaran masuk pesantren, ketika ditanya tentang motivasi menyantri, ternyata mereka menjawab salah satunya karena ada Liga Santri Nusantara.

“Tidak apa-apa, yang penting kan tujuannya untuk ngaji,” tegas Rifqi yang juga sebagai official tim Manba'ul Hikmah yang sudah berdiri sejak tahun 1983 didirikan oleh Ustad Suyuthi.

Hal senada juga diungkapkan pengajar pondok pesantren Nurul Fauzi Karim yang mengakui bahwa ada banyak santri baru yang mendaftar sebab termotivasi adanya Liga Santri Nusantara. Apalagi sejak tim mereka lolos ke babak 8 besar pada pagelaran LSN tahun lalu di Yogyakarta.

“Alhamdulillah ada hikmahnya, ternyata ada santri baru masuk ke pesantren karena termotivasi ada tim sepak bola di pesantren Nurul Fauzi. Tidak cuma mengaji, tapi  juga prestasi,” ungkapnya kepada NU Online, Kamis (26/10), di barak penginapan di Pusdikif, kota Bandung.

“Adanya LSN anak-anak termotivasi untuk masuk pesantren. Kebetulan tagline Liga Santri ada Ayo Mondok,” tutur Karim yang juga pengajar pondok pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya yang sudah berdiri pada 2012.

Di pihak lain, pesantren Birrul Walidain Lombok Barat juga merasakan hal yang sama. Wakil Ketua Yasasan Abdul Basir mengungkapkan bahwa semenjak ada LSN, pesantrennya mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) bersanam Bintang Muda, sehingga masyarakat banyak mendaftarkan anaknya untuk ikut SSB tersebut.

Hingga hari ini Basir merasakan lewat SSB inilah pesantren Birrul Walidain mulai bertambah santri dan semakin dikenal masyarakat sekitar. Bahkan sejak lolos ke putaran final 32 besar di kota Bandung, pesantren yang berdiri pada 2007 dengan jumlah santri 300 itu semakin diperhitungkan oleh Bupati dan Gubernur. (M. Zidni Nafi’/Abdullah Alawi)