Nasional

Songsong Future Society, UNU Yogyakarta Gagas Dua Program Pendidikan Masa Depan 

Sabtu, 2 Desember 2023 | 17:00 WIB

Songsong Future Society, UNU Yogyakarta Gagas Dua Program Pendidikan Masa Depan 

Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo dalam Muktamar Pemikiran NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (2/12/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 

Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta mengambil langkah strategis dalam menyongsong future society atau masyarakat masa depan dengan berfokus untuk menjadi The Leading Professional-Hub University. Rektor UNU Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo menegaskan bahwa visi ini mendorong kampus tersebut menjadi pusat unggulan dalam mencetak profesional berkualitas.

Kami ingin bermimpi menjadi kampus andalan NU dalam mencetak profesional unggul
“Visi kami adalah to become The Leading Professional-Hub University. Kami ingin bermimpi menjadi kampus andalan NU dalam mencetak profesional unggul,” kata Widya dalam Sesi Panel 1 Muktamar Pemikiran NU 2023 Imagining the Future Society, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (2/12/2023).


Dalam realisasinya, Widya menyebut bahwa UNU Yogyakarta akan menggagas dua program pendidikan masa depan yang inovatif, yakni School of Future Studies dan School of Future Metallurgy.


School of Future Studies: Mempersiapkan Talenta Masa Depan

Widya menjelaskan bahwa School of Future Studies akan menjadi inisiatif kunci dalam menyongsong masa depan. Menggandeng Mohammed Bin Zayed (MBZ) University of Humanities dan dengan komitmen dana sebesar Rp1,1 triliun, sekolah ini akan dibangun dengan fasilitas modern. Di antaranya gedung sembilan lantai, asrama internasional, dan fasilitas penunjang lainnya.


School of Future Studies adalah sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan ke depan, tapi belum banyak dikembangkan di kampus lain, bahkan di luar negeri,” papar dia.
 

Widya menjelaskan, sekolah ini memiliki empat pilar utama. Pertama, Institute for Future Scenario yang akan fokus pada prediksi dan perencanaan skenario untuk masa depan. 


“Kita tidak cukup dengan imagining (membayangkan). Forecasting to predict dan to anticipate,” ujarnya.


Kedua, Lab for Future Technology yang bertujuan menghasilkan teknologi masa depan dengan laboratorium khusus. 


“Kita tidak hanya mempresentasikan karya orang lain, tapi kita ikut menghasilkan produk masa depan,” ucap dia.


Ketiga, Academic Forum for Future Science and Skill. Pilar ini, jelas Widya, akan menawarkan program gelar dan non-gelar dengan fokus pada enam bidang studi, termasuk "Islam and the Future" pada tingkat S2 dan S3. 


Keempat, Creative Power House for Future Ethic and Values Literacy. Widya menjelaskan, program ini akan menciptakan materi literasi masa depan, termasuk animasi edukatif.


“Setelah satu tahun kerja keras, satu bulan lalu MoA (dokumen tertulis hubungan kerja sama) telah ditandatangani, dan 19 Desember 2023 nanti insyaallah akan diadakan groundbreaking penanda realisasi program MBZ Al Nahyan School of Future Studies,” kata dia. 


School of Future Metallurgy

Tidak berhenti di situ, Widya menyampaikan bahwa UNU Yogyakarta juga akan mendirikan School of Future Metallurgy sebagai jawaban terhadap kebutuhan masa depan yang kian elektrifikasi.


“Kita tidak puas dengan satu sekolah. Sekolah kedua yang kita bangun adalah School of Future Metallurgy,” tuturnya. 


Widya menyoroti bahwa masa depan dunia akan dipenuhi dengan penggunaan baterai. Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil nikel dunia, komponen terpenting dalam baterai.


“Indonesia adalah penghasil seperlima nikel dunia. Selama ini, kita ekspor mentah, diolah di luar negeri oleh barat kemudian kembali dalam bentuk produk,” jabar dia. 


Dengan adanya program pemerintah Indonesia dalam pembangunan smelter nikel terbesar di dunia, UNU Yogyakarta menyadari kebutuhan akan SDM yang siap untuk terlibat dalam industri ini. 


Oleh karena itu, sekolah ini akan bekerja sama dengan investasi pembangunan smelter, mempersiapkan talenta yang dibutuhkan oleh industri tersebut.


“Investasi pembangunan smelter ada komponen pembangunan sekolah untuk menyiapkan talentanya dan pembangunan sekolahnya itu dikerjasamakan dengan UNU Yogyakarta,” terangnya.


Widya mengumumkan bahwa School of Future Metallurgy berada di bawah jalinan kerja sama dengan dengan Tiongkok untuk mengoptimalkan sumber daya dan keahlian dalam menyongsong masa depan yang lebih cerah.


Selain Widya, Sesi Panel 1 Muktamar Pemikiran NU 2023 juga menghadirkan sejumlah narasumber lainnya, yakni Guru Besar Filsafat dari Universitas Pelita Harapan Fransisco Budi Hardiman, Antropolog yang juga Dosen Middle East & Islamic Studies New York University Ismail Fajrie Alatas, dan Profesor Peneliti BRIN Najib Burhan.