Tanggapi Pemilu, Gus Ulil Senang Kekuatan Kritis Kembali Bangun
Ahad, 11 Februari 2024 | 15:00 WIB
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H Ulil Abshar Abdalla memiliki pandangan dari sisi berbeda melihat situasi politik saat ini.
Menurutnya, fenomena pergerakan politik jelang Pemilu 2024 memunculkan harapan bangkitnya suara-suara kritis anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ketika membahas kesejahteraan masyarakat maupun regulasi.
"Di satu segi, gembira. Lima tahun mendatang, akan kita lihat bangkitnya lagi kekuatan-kekuatan kritis, baik di parlemen atau di masyarakat," jelasnya seperti dikutip dari X (Twitter) Ulil Abshar -Abdalla, Ahad (11/02/2024).
Pernyataan pria yang akrab disapa Gus Ulil ini disampaikannya setelah melihat dan membaca banyak keluhan dari berbagai pihak tentang situasi politik Indonesia, khususnya terkait Pilpres yang akan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024.
"Banyak yang murung dengan situasi politik Indonesia hari-hari ini. Saya menyertai kemurungan ini. Namun, saya juga punya sikap beda. Saya malah, melihat segi lain," imbuhnya.
Selain itu, Gus Ulil juga menyampaikan bahwa dalam Pemilu 2024 ini juga ada sekelompok orang yang merasa bahwa mereka adalah penyelamat dari Indonesia yang sedang kisruh. Gerakan ini juga sudah ada sejak Pemilu sebelumnya.
Bagi Gus Ulil, gerakan tersebut seperti moralisme dalam bidang politik. Sebuah pemikiran yang menitikberatkan pada moral dan menganggap nilai kesusilaan sebagai nilai yang paling luhur sehingga kewajiban manusia adalah menyelenggarakan nilai kesusilaan. Terkadang, ilmu pengetahuan dan sebagainya menjadi tidak penting.
"Tanpa menudingkan telunjuk ke satu pihak manapun, ada pola yang terjadi dalam pilpres sejak era Jokowi. Ada pihak tertentu yang merasa bahwa Indonesia hanya akan selamat kalau kelompoknya yang menang. Mungkin itu sejenis moralisme dalam politik. Saya kurang suka dengan tendensi ini," tegasnya.
Meskipun banyak peristiwa jelang Pemilu 2024, Gus Ulil secara terbuka tetap akan menggunakan hak pilihnya di bilik suara. Ia menolak berada di sisi golongan putih atau golput.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya sebagai wujud warga negara Indonesia yang aktif dan berperan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia.
"Saya akan memutuskan memilih, bukan golput. Mari gunakan hak suara anda sesuai panggilan nurani dan bertanggung jawab. Kesempatan memilih adalah nikmat besar yang harus disyukuri dengan cara menggunakannya. Bukan golput," tandasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua