Nasional

Tim-tim Luar Jawa Gagal ke Semifinal, Ini Penyebabnya

Jumat, 27 Oktober 2017 | 19:32 WIB

Bandung, NU Online
Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 memasuki semifinal yang akan digelar besok, Sabtu (28/10) yang akan digelar pada pukul 13:00 WIB di stadion Siliwangi antara Arraisiyah vs Darul Hikmah. Pada waktu yang sama, di stadin Arcamanik, akan berhadapan antara Darul Huda vs Al Kahfi.

Di lihat dari sisi asal daerah tim, sejak LSN pertama kali digelar pada 2015, tak ada satu pun kesebelasan dari luar Jawa yang masuk babak semifinal.

Pada 2015 misalnya, semifinalisnya adalah Pondok Pesantren Nurul Islam (Jawa Timur), Pondok Pesantren Nur Iman (Yogyakarta), Pondok Pesantren Darunnajah (Jawa Barat), Pondok Pesantren Al Asariyah (Banten).

Tahun berikutnya, 2016, kesebelasan para semifinalisnya adalah Pondok Pesantren Salafiyah Al-Falah Bandung, Pondok Pesantren Nur Iman Sleman (Yogyakarta), Pondok Pesantren Al Asy'Ariyah Tangerang (Banten), dan Pondok Pesantren Walisongo Sragen (Jawa Tengah).

Direktur Kompetisi dan Pertandingan M. Kusnaeni pada Jumat sore (27/10) mengatakan, tahun ini ada beberapa tim luar Jawa menonjol yaitu DDI Kaballangan dan AIAI Babel dan Muaro Jambi. Namun, ketiga tim itu, kecuali AIAI Babel yang lolos ke 8 besar, selebihnya hanya bisa bertahan di 16 besar.

Sebetulnya, menurut dia, bukan berarti tidak ada perkembangan sama sekali dari tim-tim luar Jawa. DDI Kaballangan misalnya, termasuk tim yang memiliki tradisi sepak bola yang bagus. Dua kali masuk seri nasional.  

Namun, situasinya berbeda dengan di Jawa. Misalnya, mereka jarang ikut kompetisi di level yang sama. Berbeda dengan di Jawa, di samping ada tim yang sudah ada yang dikelola lebih serius dan dengan persiapan panjang, pemain bisa ikut kompetisi di kompetisi lain.

Menurut pengamat sepak bola yang akrab disapa Bung Kus ini, umumnya tim-tim luar Jawa kurang berpengalaman bermain di kompetisi level nasional. Mereka demam panggung sehingga tidak bisa bermain maksimal.

“Jangan berhenti sampai di sini. Tim-tim itu sudah membuktikan diri yang terbaik di regionnya. Pengalaman kali ini justru harus memotivasi untuk tampil lebih maksimal pada tahun-tahun selanjutnya,” pintanya. (Abdullah Alawi)