Bandung, NU Online
Liga Santri Nasional (LSN) 2017 menyisakan banyak harapan-harapan dari berbagai kalangan, terutama pesantren peserta LSN tahun ini yang digelar di kota Bandung 23-29 Oktober. Harapan-harapan tersebut mulai dari keberlanjutan LSN di tahun depan, penjaringan pemain santri yang harus lebih selektif, hingga harapan tentang terbentuknya the dream team atau tim terbaik jebolan LSN 2017.
Sebagaimana menurut pelatih tim Nurul Fauzi, Karim, menyetujui terbentuknya semacam The Dream Team atau Tim Nasional Pesantren setelah pagelaran LSN 2017 ini. Ia menilai hal ini akan menambah motivasi persaingan anak-anak pesantren. Apalagi Liga Santri diadakan memang untuk memfasilitasi anak-anak di daerah untuk seleksi Timnas Indonesia.
"Saya setuju pisan, apalagi kesempatan anak-anak (pesantren) kan sudah habis. Kalau dikaitkan di PSSI kan kebanyakan anak-anak SSB. Yang namanya SSB kan terprogram, sedangkan di pesantren masih bersifat ekstrakulikuler,” papar Karim yang juga pengajar di pesantren tersebut.
Hal yang sama juga diungkap kapten tim DDI Kaballangan Sahrul yang menyarankan kepada Kemenpora supaya lebih teliti dalam mengamati potensi pemain Liga Santri supaya bisa dibentuk the dream team.
"Mudah-mudahan ada," ujar pemain yang berposisi bek yang menginjak kelas 3 Madrasah Aliyah itu, Kamis (26/10), di barak penginapan para pemain di Pusdikif, kota Bandung.
Ali Hamid, rekan satu tim Sahrul, juga mendukung supaya pemain sepak bola santri bisa maju. Di pesantren cukup bagus juga pemain bolanya. Menurutnya, setelah LSN 2017 selesai, pemain-pemain terbaik di segala posisi diambil lalu disatukan menjadi semacam timnas pesantren.
“Tidak ada Timnas sepak bola selain Indonesia yang mempunyai Timnas Pesantren,” harap Ali yang telah menyarangkan 7 gol, namun timnya kalah di babak 16 besar dari tim Al-Kahfi Kebumen.
Sementara itu, Direktur Pertandingan Mohamad Kusnaeni menuturkan ia memang mempunyai target setelah Liga Santri Nusantara, jebolan pesantren bisa ikut kompetisi reguler, seperti Liga Suratin.
Hanya saja, komentator bola yang akrab disapa Bung Kus ini melihat kalau kondisi saat ini memang belum ada langkah nyata untuk merealisasikan target yang ingin dicapai, terutama dari penyelenggara Liga Santri Nusantara. (M. Zidni Nafi’/Abdullah Alawi)