Pesantren; Dari Tranformasi Metodologi Menuju Modernisasi Institusi
Penulis : Mujamil Qomar, Cetakan : 1, 2006, Tebal : 226 halaman, Peresensi : Muhammadun AS*
Bersyukur! Ya. Kaum santri layak bersyukur, karena sudah berapa puluh penelitian, baik berupa skripsi, tesis, disertasi, maupun penelitian bebas lain yang terus memahami dan membedah wacana kepesantrenan. Namun, pesantren juga harus menggugat diri: apakah potensi besar pesantren yang diwariskan para pendahulu sudah dioptimalisasikan secara berdaya guna dan berhasil guna? Menggugat diri semacam ini akan terus "membangunkan" pesantren yang terus dibuai oleh romantisme: seolah pesantren sebagai lembaga alternatif terbaik yang mencetak kaum intelektual yang moralis. Semakin menyala gugatan dirinya, maka pesantren akan semakin menemukan formulasi diri yang sesuai dengan tantangan globalisasi. Pesantren akan merengkuh jati dirinya, tidak hanya untuk tafaqquh fi al-din, mengkaji dan membedah wacana keagamaan, tetapi juga sebagai penyangga peradaban bangsa yang menyinergikan tradisi dan kebuadayaan bangsa dengan kerangka fikir modernitas secara apik. Mujamil Qomar dalam bukunya ini beru
Selasa, 22 Agustus 2006 | 10:30 WIB