Kewargaan Multikultural
Sudah menjadi kodrat bahwa kehidupan dunia ini bersifat plural, tidak tunggal, baik karena factor alam, factor sejarah, factor social maupun politik, karena itu perwatakan kehidupan menjadi multicultural, karena masing-masing komunitas mengekpresikan aspirasinya sesuai dengan lingkungan budaya masing-masing. Adalah ulah manusia yang hegemonic yang berusaha menumpas multikulturalisme, baik atas nama kemurnian ideologi, kesatuan agama, keutuhan dinasti atau kemurnian ras. Dalam cara pandang itu semua komunitas yang diluar dirinya dianggap ancaman, karena itu harus ditaklukkan kalau perlu dihancurkan, di situlah kolonialisme dan imperialisme kebudayaan dimulai.>Buku karangan Will Kymlicka, ini berusaha menguraikan bagaimana ketegangan antar kelompok, ras, etnis atau agama, yang terjadi di Barat. Bahwa perkembangan masyarakat Barat sangat berbeda dengan masyarakat Timur yang bertahap, maka Barat dengan mesin kolonialisme dengan persenjataan yang lengkap mampu menciptakan komunitas baru melalui penaklukan. Dalam penaklukan itu etnis setempat dihancurkan, sehingga hampir punah. Bagaimana nasip orang Aborigin di Australia, etnis Mauri di New Zealand, Indian di Amerika dan Kanada dan berbagai ras yang hampir punah di Amerika Latin, karena kedatanagan penjajah Eropa yang berkulit puti.
Penaklukan daerah frontier oleh par
Sabtu, 17 Juni 2006 | 10:44 WIB