M Ryan Romadhon
Kolomnis
Dalam menuntut ilmu, mempelajari hal-hal dasar terlebih dahulu adalah sebuah keharusan. Seorang pelajar pemula (mubtadi’) yang melompat ke tingkat pelajaran lebih tinggi, padahal belum waktunya, hanya akan menyia-nyiakan waktu belajar belaka.
Biasanya, para santri di pesantren mengkaji kitab-kitab dasar terlebih dahulu, kemudian lanjut ke kitab-kitab berikutnya, sampai tingkat akhir dengan pembelajaran yang kompleks dan lebih luas.
Untuk bidang ilmu Fiqih, biasanya dimulai dengan mengkaji kitab Taqrib, dilanjut Safinatun Najah, Riyadhul Badi’ah, Fathul Qarib, Fathul Mu’in, Fathul Wahab, dan Mahalli (syarah Minhajut Thalibin). Tulisan ini akan sedikit mengulas kitab Riyadhul Badi’ah karya Syekh Muhammad Hasbullah.
Syekh Muhammad Hasbullah sendiri mempunyai nama asli Syekh Muhammad Hasbullah asy-Syafi’i al-Makki, lahir pada 1233 H dan tumbuh di Makkah. Beliau merupakan salah satu ulama kenamaan yang kitabnya banyak dikaji oleh masyarakat muslim dunia termasuk di Indonesia.
Sejak kecil, beliau dikenal sebagai pribadi yang sangat rajin dan bersungguh-sungguh dalam hal menuntut ilmu. Beliau juga dikenal sebagai sosok pemerhati kaidah-kaidah dan pokok-pokok permasalahan. Kepiawaiannya dalam bidang tafsir dan Fiqih menjadikannya seorang ulama yang cukup disegani. Beliau wafat di kota Makkah pada tahun 1335 H dengan meninggalkan beberapa buah karya, salah satunya adalah kitab Riyadhul Badi’ah ini.
Isi Kitab
Kitab karya Syekh Muhammad Hasbullah ini secara garis besar memaparkan pembahasan tentang ushuluddin (pokok-pokok agama/ilmu Tauhid) dan beberapa cabang masalah dalam agama Islam (ilmu Fiqih).
Adapun paparan yang akan pembaca temukan dalam kitab ini secara garis besar meliputi delapan sub-tema, yang terdiri dari beberapa bab dan fasal. Kitab ini diawali dengan pembahasan mengenai rukun Islam, rukun Iman, dan akidah khamsin (50 akidah; sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah swt. dan Rasul.
Setelah pembahasan mengenai rukun-rukun Islam & Iman tersebut, pembahasan lainnya secara garis besar adalah sebagai berikut:
- Kitab Thaharah (3 fasal dan 6 bab);
- Kitab Shalat (2 fasal dan 7 bab);
- Kitab Shalat Jenazah
- Kitab Zakat
- Kitab Puasa (1 bab dan 5 fasal);
- Kitab Haji & Umrah (1 bab dan 12 fasal);
- Kitab Udhiyyah dan ‘Aqiqah (1 mathlab dan 1 fasal);
- Kitab Sumpah & Nadzar (1 mathlab & 1 fasal)
Kewajiban bagi Mukallaf
Dalam kitabnya ini (hlm. 2-5), Syekh Muhammad Hasbullah memaparkan beberapa kewajiban yang diperuntukkan bagi orang-orang mukalaf. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Wajib mengetahui rukun-rukun iman dan Islam;
- Wajib mengetahui akidah-akidah iman, yakni sifat-sifat yang wajib, jaiz, dan mustahil bagi Allah swt. dan Rasul;
- Wajib meyakini bahwa malaikat adalah termasuk hamba-hamba Allah yang dimuliakan dan terhindar dari segala maksiat;
- Wajib meyakini bahwa semua makhluk akan meninggal ketika telah habis batas umurnya dan yang mengambil arwah-arwah mereka adalah malaikat Izrail. Selain itu, juga wajib meyakini bahwa semua makhluk akan ditanya di alam kubur kecuali golongan-golongan tertentu;
- Wajib meyakini bahwa semua makhluk akan dibangkitkan di hari kiamat dan mereka akan dihisab di tempat pemberhentian hisab (mahsyar) atas amal-amal perbuatan (yang pernah mereka lakukan), kecuali orang-orang yang masuk surga tanpa hisab;
- Wajib meyakini bahwa semua makhluk akan ditimbang semua amal perbuatannya dan juga akan melewati shirat. Selain itu uga akan meminum dari telaga Nabi Muhammad saw, dan akan mendapatkan syafa’at Nabi di hari kiamat;
- Wajib meyakini bahwa Nabi Muhammad saw adalah bangsa Arab, bangsa Quraisy dan beliau adalah putra Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan;
- Wajib mengetahui syariat-syariat agama, yakni cabangnya agama (ilmu Fiqih). Adapun hal yang paling penting darinya adalah pembahasan mengenai bersuci (thaharah), shalat, zakat, puasa, dan haji.
Kelebihan Kitab
Salah satu kelebihan kitab ini terletak pada kepiawaian penulisnya dalam menyajikan paparan pembahasan mengenai tema-tema pokok akidah dan bagian hukum syariat berdasarkan mazhab Syafi’i, sehingga kitab ini sangatlah cocok untuk dikaji oleh para santri pemula yang ingin lebih mendalami kedua bidang ilmu tersebut.
Selain itu, gaya bahasa sangat sistematis dan tidak berbelit-belit yang digunakan penulis menjadi kelebihan tersendiri bagi para pembaca dalam mengarungi ‘samudra’ yang luas dalam kitab ini. Wallahu a'lam.
Identitas Kitab
Judul: Riyadhul Badi’ah fi Ushulid Din wa Ba’dhi Furu’isy Syari’ah
Penulis: Syekh Muhammad Hasbullah asy-Syafi’i al-Makki.
Penerbit: Darul ‘Alawi
Tebal: 52 halaman
Peresensi: Muhammad Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Al-Iman, Bulus, Purworejo, Jawa Tengah.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pentingnya Pendidikan Keluarga di Bulan Ramadhan untuk Membangun Karakter Anak
2
KH Anwar Manshur Istiqamah Ngaji dan Shalat Malam Berjam-jam, Ini Kesaksian Santrinya
3
Kemenhub Sediakan Mudik Gratis via Jalur Darat dan Laut, Berangkat 26-28 Maret 2025
4
7 Ramadhan Hari Wafatnya Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari, Nahdliyin Diimbau Kirim Doa dan Surat Al-Fatihah
5
Kultum Ramadhan: Keutamaan Shalat Tarawih dan Witir di Bulan Ramadhan, Meraih Ampunan dan Pahala
6
Kultum Ramadhan: Mengelola Waktu dengan Baik di Bulan Suci
Terkini
Lihat Semua