Risalah Redaksi

Sukses Asian Games, Momentum Perbaikan Olahraga Indonesia

Sabtu, 1 September 2018 | 06:30 WIB

Sukses Asian Games, Momentum Perbaikan Olahraga Indonesia

Ilustrasi (Antaranews)

Rakyat Indonesia kini dilanda eufaria Asian Games. Ada kebanggaan sebagai sebuah bangsa bahwa kita memiliki prestasi olahraga yang baik di tingkat Asia. Target 16 medali emas ternyata bisa terlampaui dengan perolehan 30 medali emas. Cabang pencak silat yang merupakan olahraga bela diri asli Indonesia memberi sumbangan besar terhadap perolehan emas sebanyak 14 buah atau mencapai komposisi 46.67 persen. Cabang yang tak diunggulkan pun ternyata memberi sumbangan emas, yaitu balap sepeda gunung yang meraih dua emas. Para atlet Indonesia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai prestasi terbaik guna mengharumkan nama bangsa. 

Kegembiraan ini sungguh wajar, mengingat selama bertahun-tahun dalam berbagai ajang olahraga internasional, tak banyak medali emas yang berhasil dibawa pulang. Bahkan dalam SEA games, Indonesia bukanlah negara yang selalu berada di puncak klasemen, sekalipun ada jutaan anak muda berbakat dalam bidang olahraga. SEA Games terakhir yang diselenggarakan di Singapura pada 2015 lalu, kontingen Indonesia hanya berada pada peringkat 5, di bawah negara kecil seperti Singapura, Vietnam dan Malaysia, serta Thailand yang menjadi juara umum. Pada Asian Games di Guangzou China (2010) dan Incheon Korsel (2014), Indonesia masing-masing hanya mendapatkan empat emas. Prestasi saat ini mengobati kekecewaan yang terus-menerus dirasakan dalam bidang olahraga.

Capaian saat ini tentu saja harus kita syukuri dengan baik. Posisi sebagai tuan rumah memberikan keuntungan tersendiri karena adanya dukungan publik dan para atletnya dipersiapkan dengan lebih baik. Strategi-strategi sukses saat bisa menjadi pijakan untuk keberhasilan Indonesia dalam ajang olahraga internasional berikutnya seperti Olimpiade Tokyo tahun 2020. Ujian sebenarnya bagi tim kita adalah ketika berkompetisi di negara lain. Di bawah tekanan pendukung dari negara lain dan dalam situasi yang tidak diakrabinya. Jika kita mampu, prestasi tersebut akan lebih membanggakan lagi. Jangan sampai kita hanya serius mengelola olahraga saat menjadi tuan rumah, tetapi melempem saat kompetisi diselenggarakan di negara lain.

Dari prestasi olahraga, sebuah bangsa membangun nasionalismenya. Jutaan orang menyambut juara piala dunia di pusat kota. Stadion selalu penuh ketika tim kebanggaan nasional bertanding. Dan bagi yang tidak bisa datang langsung, mereka menyaksikannya melalui layar kaca atau streaming dari telepon cerdasnya. Ungkapan kebangaan disampaikan melalui media sosial saat kemenangan tiba. Merekalah pahlawan masa kini yang mengangkat harga diri sebuah bangsa.   

Dalam  strategi kompetisi di arena internasional, cabang-cabang olahraga yang sudah kuat inilah yang harus diperkuat agar perolahen medali emasnya banyak. Ini merupakan salah satu keunggulan bersaing yang secara khas dimiliki negara-negara tertentu. Para juara lari dikenal banyak yang berasal dari negara-negara di Afrika, Sepak bola, tentu saja semuanya paham, bahwa tradisi sepak bola sangat kuat di Amerika latin sementara Amerika Serikat dengan kompetisi basket yang sudah mapan, selalu mendominasi olahraga ini. Indonesia yang cukup kuat adalah bidang bulu tangkis dan pencak silat. Saatnya mengidentifikasi bidang-bidang lainnya yang memiliki potensi untuk dikembangkan dengan baik karena tak mungkin kita bisa unggul dalam semua cabang olahraga. 

Untuk mencapai prestasi olahraga dalam tingkat internasional, dibutuhkan komitmen kuat dalam jangka panjang. Para atlet harus berlatih keras sepanjang hari selama bertahun-tahun. Perbedaan dalam hitungan detik dalam sebuah lari 100 meter dihasilkan dari latihan ketat yang membutuhkan ketahanan fisik dan mental. Selain itu juga dibutuhkan komitmen kuat negara untuk memberikan dukungan bagi pengembangan atlet.

Negara memiliki peran penting dalam pembinaan atlet dan penyediaan anggaran. Sebelum mencapai level nasional, atlet-atlet muda merupakan hasil seleksi dari berbagai turnamen lokal seperti ajang pekan olahraga di tingkat daerah atau nasional atau dari kompetisi yang diselenggarakan masing-masing cabang olahraga tersebut. Merekalah yang akan diseleksi untuk terus dikembangkan sehingga kemampuannya semakin terasah. Dan untuk itu dibutuhkan pendanaan yang memadai guna mendukung berbagai kebutuhan yang diperlukan. Tak mungkin atlet diminta mencari pendanaan sendiri sekaligus tiap hari berlatih. Hasilnya tentu akan kurang maksimal. 

Bahkan, kehidupan pascakarir sebagai atlet selesai pun harus dipikirkan oleh pemerintah. Kepastian masa depan setelah mereka gantung sepatu akan membuat para atlet memiliki komitmen penuh untuk menekuni karir olahraga yang berusia pendek. Atlet mencapai puncak prestasinya pada usia muda. Pada usia di 30 tahunan, ketika sejumlah bidang karir baru mulai menanjak, banyak atlet yang sudah tidak dapat berkompetisi dengan mereka yang berusia lebih muda. 

Kisah sedih dapat dibaca di berbagai laporan media yang mengabarkan, para atlet yang dipuja-puja saat meraih prestasi dalam ajang olahraga internasional ternyata hidupnya merana di usia senja. Mereka mengalami kesulitan ekonomi karena tidak ada yang memperhatikan nasibnya. Contoh-contoh seperti ini akan membuat keluarga yang memiliki anak dengan bakat sebagai atlet akan enggan mengarahkan dan mendukung anak tersebut sebagai atlet. Beberapa upaya perbaikan kebijakan telah diupayakan seperti menawari para peraih emas sebagai pegawai negeri sipil (PNS) atau memberi bonus besar atas prestasi yang diraih sang atlet. Mantan atlet berprestasi kini juga diperhatikan nasibnya dengan berbagai tunjangan untuk membantu kehidupannya.  

Olahraga dapat menghasilkan kehidupan yang layak bagi para pemain yang terlibat di dalamnya asal dikelola dengan baik. Di sejumlah negara maju, olahraga telah dikemas sebagai salah satu industri hiburan yang menghasilkan pemasukan uang bagi para pemainnya. Kompetisi sepak bola, tenis, basket, tinju dan beberapa lainnya adalah contohnya. Para pemainnya hidupnya sejahtera dan menjadi pesohor yang menjadi pujaan banyak orang. Para pemain sepak bola kelas dunia memiliki pendapatan mencapai miliaran rupiah per pekannya. Pemain tenis peringkat atas dunia kekayaan tak kalah dari penyanyi papan atas dunia. Para pemain basket bergelimangan harta dengan beragam sumber penghasilan yang tidak hanya dari gaji sebagai pemain, bonus dan dari sponsor. Pemain sepak bola Rolando memuncaki posisi sebagai atlet dengan pendapatan tertinggi tahun 2017 dengan penghasilan 1.24 triliun rupiah. 

Untuk menjadi sebuah industri yang menghasilkan banyak uang dan menghasilkan dampak ikutan yang besar, ajang olahraga harus dikelola dengan baik sehingga enak untuk dinikmati. Upaya tersebut tidaklah mudah. Kompetisi sepak bola di Indonesia masih menimbulkan ketakutan kepada sebagian masyarakat akan potensi kerusuhan yang ditimbulkan oleh pendukung tim yang kalah. Masih banyak PR untuk menjadikan olahraga sebagai sebuah pertunjukan yang enak ditonton oleh siapa saja, menjadi hiburan bagi keluarga yang mana anak-anak pun bisa ikut dengan aman, bukan malah menimbulkan ketakutan. 

Sejumlah negara atau daerah berhasil menjadikan olahraga untuk mendorong industri wisatanya seperti maraton di Tokyo, New York, Berlin, dan lainnya. Para peserta dari negara asing berdatangan untuk mengikuti lomba tersebut. Tour de France menjadi ajang balap sepeda yang ditunggu-tunggu dan kota yang dilaluinya  selalu dipadati penonton. Ajang balap mobil Formula 1 menjadi peristiwa yang ditunggu-tunggu penonton di seluruh dunia. Dalam tingkat lokal, lomba maraton di Bali, Borobudur, Jakarta yang belakangan ini diinisiasi oleh pemerintah daerah untuk memperkenalkan daerahnya.

Keberhasilan atlet profesional dapat menginspirasi generasi di bawahnya untuk meraih sukses dengan meniti karir profesional dalam bidang olahraga. Sementara bagi masyarakat umum, tubuh bugar mereka bisa dipromosikan sebagai teladan untuk aktif berolahraga. Remaja dan anak muda merupakan orang-orang yang selalu mencari teladan dan mereka berusaha menirunya. Teladan dari bidang olahraga memiliki nilai positif yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pesohor dari dunia hiburan yang hidupnya selalu penuh drama, seringkali lebih berupa upaya pengembangkan pencitraan daripada prestasi yang sesungguhnya. Pada dunia olahraga, dengan kompetisi yang ketat, siapa berprestasi dan yang tidak, ketahuan dengan jelas.

Energi yang meluap-luap  para remaja dapat diarahkan ke hal-hal yang sifatnya produktif. Aktivitas olahraga mendorong sikap sportif dan menambah pertemanan. Aktivitas olahraga dapat meningkatkan prestasi akademik. Mereka yang rajin berolahraga memiliki tubuh yang lebih bugar dan lebih mampu berkonsentrasi, sehingga capaian akademik juga meningkat.  

Penyakit-penyakit paling mematikan saat ini bukanlah diakibatkan oleh bakteri atau virus yang menular, melainkan penyakit karena gaya hidup seperti jantung, stroke, dan diabetes. Risiko terhadap penyakit tersebut sesungguhnya bisa dikurangi dengan rutin berolahraga. Apalagi saat ini, kemudahan teknologi semakin membuat orang tidak perlu bergerak. Ke mana-mana kita menggunakan kendaraan bermotor. Beragam pekerjaan di rumah seperti mencuci, membersihkan rumah, memasak, dan lainnya semuanya bisa dilakukan hanya menekan tombol Akibatnya, tubuh manusia yang didesain untuk selalu bergerak menjadi tidak terlatih dan akibatnya, berbagai penyakit muncul. Pada negara yang penduduknya sehat, biaya kesehatan yang harus dikeluarkan pribadi atau pemerintah melalui layanan jaminan kesehatan akan terkendali. Pada masyarakat yang sehat, mereka memiliki produktifitas yang tinggi. 

Olahraga menjadi hulu dari masyarakat yang sehat. Berbagai kompetisi olahraga merupakan sarana untuk mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat. Para pemain olahraga dapat menjadi teladan bagi masyarakat untuk berolahraga. Cabang olahraga yang dikemas dengan baik dapat menjadi hiburan bagi masyarakat dan memberikan kesejahteraan bagi para pelakunya. Prestasi yang baik dan memunculkan tradisi berolahraga tidak bisa dicapai dalam jangka pendek, melainkan akumulasi dari ketekunan dan kegigihan, dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah memiliki peran sangat penting dengan kebijakan pembinaan dan penganggaran yang baik. Investasi dalam bidang olahraga merupakan salah satu prasyarat memenangkan kompetisi global. (Achmad Mukafi Niam)