Achmad Mukafi Niam
Penulis
Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang berlangsung pada 22-24 Desember 2021 di Provinsi Lampung berjalan dengan lancar sekalipun dengan persiapan yang sangat singkat dan masih dalam situasi pandemi. Semua itu merupakan hasil kerja keras dari para pahlawan muktamar yang berjibaku mempersiapkan segala sesuatunya. Kepada merekalah ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya patut diberikan.
Dalam situasi normal, muktamar NU biasanya sudah dipersiapkan sekitar satu tahun sebelumnya. Namun, muktamar ke-34 NU hanya dipersiapkan sekitar dua bulan. Panita mesti mempersiapkan sarana dan prasarana fisik yang digunakan sebagai fasilitas muktamar; pembahasan materi-materi muktamar; hingga soal registrasi, persidangan, bazar dan hiburan, serta agenda lainnya. Semua membutuhkan persiapan yang matang mengingat ada ribuan orang yang hadir. Bahkan, biasanya pada saat pembukaan, puluhan ribu orang hadir secara bersamaan.
Muktamar NU dihadiri oleh pengurus wilayah dan pengurus cabang NU serta para kiai pesantren. Mereka adalah para tokoh nomor satu yang sangat dihormati di tempatnya masing-masing. Dengan demikian, pelayanan yang diberikan harus prima. Melayani para tokoh yang jumlahnya ribuan tersebut tidaklah mudah, apalagi dengan persiapan singkat.
Di lokasi muktamar, titik krusial dalam muktamar ada pada tahap registrasi. Peserta yang datang dari seluruh Indonesia diminta mendaftar sebagai peserta. Setelah mendaftar, mereka mendapatkan ID Card sebagai bukti bahwa mereka benar-benar peserta. ID Card ini mesti ditunjukkan untuk mengikuti berbagai persidangan hingga pemilihan ketua umum. Desain awalnya, seluruh registrasi dilakukan secara daring sehingga jumlah seluruh peserta sudah terekam. Mereka tinggal mengambil ID Card ketika tiba.
Sayangnya, rencana awal bahwa semua peserta akan mendaftar secara daring tidak berjalan dengan maksimal. Sejumlah peserta baru mendaftar ketika tiba di lokasi. Verifikasi surat mandat berbagai prosedur lainnya mesti dijalankan dengan seketika. Tim kesekretariatan bekerja dari pagi hingga dini hari untuk melayani para peserta yang datang secara bergelombang. Kepala Seksi Kesekretariatan Faries Alnizar mengaku tidak tidur tiga hari dua malam untuk menyelesaikan proses registrasi ini sampai tuntas.
Terdapat empat lokasi yang dijadikan sebagai lokasi muktamar, tiga lokasi di kampus, yaitu Universitas Lampung (Unila) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, dan Universitas Malahayati serta di Pesantren Darussa'adah di Lampung Tengah. Kampus secara umum siap menjadi penyelenggara muktamar dari aspek ruang persidangan, penginapan, akses internet dan lainnya. Yang menjadi tantangan adalah mempersiapkan infrastruktur di pesantren.
Rencana awalnya, di Pesantren Darussa'adah akan dibangun aula besar yang akan digunakan menampung para undangan pembukaan. Namun waktunya sangat terbatas sehingga acara pembukaan hanya menggunakan tenda. Kedua, akses internet juga terbatas sementara ada ribuan orang yang secara bersamaan berada di lokasi tersebut. Untungnya, beberapa penyedia jasa layanan internet memberi bantuan dengan menarik kabel fiber optik ke pesantren tersebut sehingga acara pembukaan bisa dinikmati melalui Youtube dari seluruh penjuru dunia.
Urusan konsumsi juga sangat krusial. Lokasi persidangan yang ada di banyak tempat menyebabkan konsumsi nasi kotak mesti dikirimkan ke tempat tersebut. Ada sekelompok orang yang terus berpindah lokasinya sehingga penyediaan konsumsi mesti mengikuti pola perpindahannya. Seksi transportasi memastikan tersedia angkutan untuk mengantarkan muktamirin dari lokasi ke lokasi yang menjadi pusat kegiatan. Seksi akomodasi memastikan semua peserta mendapatkan tempat penginapan untuk istirahat, sementara seksi acara dan protokoler telah menyusun rangkaian acara dengan rapi.
Apresiasi layak diberikan kepada Banser dan Pagar Nusa yang menjaga keamanan dan ketertiban muktamar. Demikian pula dukungan dari para dokter dan relawan kesehatan yang memastikan bahwa semua peserta tidak ada yang terdeteksi Covid-19. Selanjutnya, seksi komunikasi memastikan proses dan hasil muktamar dapat dinikmati masyarakat melalui tayangan di TV, media daring, media cetak, sampai dengan siaran melalui kanal Youtube.
Muktamar juga dapat berlangsung cepat selama tiga hari, dari biasanya lima hari. Untuk itu materi-materinya sudah dibahas secara matang sebelumnya sehingga diskusinya tidak bertele-tele di arena muktamar. Para ketua komisi bahtsul masail waqi'iyah, qanuniyah, dan maudhuiyah sudah mematangkan materinya sebelum dibawa ke arena muktamar. Demikian pula komisi program, organisasi, dan rekomendasi. Diskusi dan rapat-rapat panjang sudah digelar di Jakarta sebelumnya. Aplikasi telekonferensi membantu membahas materi-materi muktamar secara daring.
Dukungan yang diberikan oleh pihak-pihak di provinsi Lampung sangat luar biasa, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, para rektor yang menjadi tempat penyelenggaraan acara serta pihak-pihak lain yang tidak muncul di publik, namun mereka memastikan semua berjalan dengan lancar.
Tentu saja, para donatur yang menyumbang melalui koin NU atau secara langsung ke panitia memberi kontribusi besar kepada pembiayaan muktamar. Sumbangan yang hanya dua ribu rupiah yang diberikan dari uang jajan yang disisihkan anak-anak sekolah hingga inisiatif warga NU yang bekerja di KPU dan Bawaslu yang bersama-sama mengkoordinir sumbangan merupakan bentuk kecintaan mereka terhadap NU yang kemudian terakumulasi menjadi miliaran rupiah untuk pembiayaan.
Penyelenggaraan muktamar adalah kerja besar yang melibatkan sedemikian banyak orang. Mereka yang terlibat bukan hanya panitia yang secara resmi tercatat dalam surat keputusan (SK), namun juga para relawan, para Nahdliyin, aparat pemerintahan dan pihak lain yang memastikan semua aspek berjalan lancar.
Semua bekerja keras untuk memastikan bahwa acara terbesar NU ini berjalan dengan sukses. Jika ada satu bagian saja yang tidak berjalan dengan baik, dapat mengacaukan hal-hal lainnya. Mereka lah para pahlawan muktamar sesungguhnya yang membuat para muktamirin dapat menjalani agenda muktamar dengan gembira dan pulang dengan kenangan indah. Secara langsung, mereka telah terlibat dalam menentukan masa depan NU. Terima kasih tak terhingga atas kerja-kerja kerelawanannya. (Achmad Mukafi Niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua