Warta

AS Perbaiki Hubungan Diplomatiknya Dengan Libya

Senin, 15 Mei 2006 | 18:23 WIB

Washington, NU Online
AS berencana perbaiki hubungan diplomatiknya dengan Libya yang selama ini diklaim sebagai negara pendukung aksi terorisme. Demikian seperti diungkapkan Menlu AS Condoleeza Rice, Senin (15/5).

Rice mengungkapkan, pemulihan kembali hubungan diplomatik kedua negara itu menyusul “hasil nyata” dari keputusan Pemimpin Libya Moamer Kadhafi yang pada tahun 2003 lalu menyangkal bahwa pihaknya mendukung kegiatan terorisme dan meninggalkan proyeknya untuk membuat senjata pemusnah massal.

<>

“Saya bergembira mengumumkan bahwa AS sedang memulihkan kembali hubungan diplomatiknya dengan Libya. Kami akan segera membuka kedutaan besar di Tripoli,” ungkap Rice.

“Terlebih, AS ingin menghapus Libya dari daftar negara yang mensponsori terorisme,” kata diplomat senior AS.

Sementara itu Menlu Libya Abdel Rahman Shalgham menerima dan menyambut baik keinginan kedua negara itu untuk lebih mempererat hubungan diplomatiknya. “Ini merupakan lembaran baru (antara kedua negara), demi kepentingan keduanya,” ungkap Shalgham.

“Langkah ini diputuskan beberapa hari yang lalu dan kedua negara tersebut akan mengumumkan pernyataan resminya untuk menegaskan pemulihan kembali hubungan (diplomatik) mereka di tingkat para dubes sejak saat ini,” ujarnya.

Rice mengungkapkan, langkah itu diharapkan dapat menjadi contoh bagi Iran dan Korea Utara. Pasalnya, kedua negara itu, seperti dituduhkan AS merupakan negara yang mendukung aksi terorisme.

“Tahun 2003 telah menandai titik peralihan bagi rakyat Libya, sehingga diharapkan tahun 2006 ini juga menandai titik peralihan bagi rakyat Iran dan Korea Utara,” kata Rice.

“Kami mendesak pemerintah Iran dan Korut segera mengambil keputusan-keputusan strategis yang serupa yang akan memberikan manfaat kepada seluruh warganya,” tambahnya. 

Kedua negara tersebut memutuskan untuk memperbaiki hubungan diplomatiknya yang sudah terputus sejak 25 tahun lalu. Hubungan Washington dengan Libya mengalami kegoncangan sejak 1981. (Reuters/AFP/dar)