Warta

Bedah Buku KH. Muchit Muzadi ’Menjadi NU, Menjadi Indonesia’

Selasa, 27 Desember 2005 | 10:14 WIB

Jember, NU Online
Pokok –pokok pemikiran NU  yang dikenal kental dengan semangat nasionalisme dalam bingkaian nilai keagamaan , memang tak diragukan. Banyak para tokoh NU yang menyarikan pemikiran mereka dalam sebuah buku. seperti yang ditulis KH Abdul Muchith Muzadi dalam BUKU berjudul ’Menjadi NU Menjadi Indonesia’ .

Buku yang merupakan buah diskusi Dr. Ayu Sutarto (Dosen UNEJ) dengan KH. A.Muchith Muzadi selama beberapa tahun ini seolah menegaskan : agenda besar yang ingin diraih NU tak jauh berbeda dengan cita-cita Indonesia. "Buku ini berisi pemikiran sebagai orang pinggiran. Dan, dalam menulis buku ini, saya berpikir secara teks saja," jelas Ayu dalam bedah buku yang digelar atas kerjasama Kelamas (Keluarga Mahasiswa Sejarah) FKIP Unej dan Radar Jember di Balai Diklat BKN Jember, Minggu (25/12/2005).

<>

Inilah murni gambaran pemikiran kakak ketua PBNU KH Hasyim Muzadi ini. "kalau Mbah Muchith bilang bahwa beliau bukan siapa-siapa, maka saya adalah bukan apa-apa. Tetapi, semoga yang ditulis ini bisa menjadi apa-apa," harap Staf Pengajar Fakultas Sastra Universitas Jember ini.

 "Semoga buku ini bisa menjadi buku pintar karena Mbah Muchith merupakan ensiklopedia berjalan," harap Ayu.

KH Muchith Muzadi yang juga hadir turut di daulat untuk memberikan sambutan atas buku tersebut. Dia menganggap, penulisan buku itu sebagai sensasi. "Pikiran orang kayak saya kok bisa ditulis jadi buku sama seorang doktor dan budayawan yang sudah kelas nasional. Padahal saya ini hanya KTP, Kyai tanpa pesantren," tandas kakak tertua Hasyim Muzadi ini rendah hati.

Muchith juga memberikan pesan. Komunitas yang berorganisasi dengan baik dan berkebangsaan dengan baik akan sangat sulit dikooptasi dengan berbagai kekuatan global. Lagipula, NU bukanlah kendaraan, melainkan rumah. "Masuk NU itu niate ndandakno awak dudu golek iwak (berniat memperbaiki diri bukan mencari ikan-keuntungan.Red)," tambah Kiai yang sudah menulis banyak buku NU ini dengan senyum.

(dari berbagai sumber/alf)