Warta

Buka Puasa dan Teraweh di Sekretariat PCI NU Sudan

Jumat, 7 Oktober 2005 | 10:40 WIB

Khartoum, NU Online
Puasa di Sudan, negeri pertemuan dua sungai Nil itu jatuh pada hari Selasa 3 Oktober selisih sehari dengan di Indonesia, seperti pada tahun sebelum-sebelumnya PCI NU Sudan mengadakan buka berama dan sholat tarawih berjamaah.

“Ini biasa di lakukan PCI NU guna mempererat tali persaudaraan warga Indonesia yang jauh dari keluarga” kata Kang Badrus, panggilan akbar Moh Badrussalam Shof Mustasyar PCI NU Sudan Acara buka bersama yang diprogramkan oleh pengurus tanfidziyah ini penuh dengan keakraban.

<>

Hilmy Assiddiki Ketua Tanfidziyah dari Bandung ini sibuk sejak siang mempersiapkan acara bersama H. Zulham Qudsi Wakil ketua yang kelahiran Kota Ukir Jepara. Ibu-ibu dan bapak-bapak home staff dan staff lokal KBRI pun turut berpartisipasi, Iwan Bag. unit komputer beserta istrinya sehabis Dhuhur dengan mobil sedan membawa sekarung beras dan bahan lauk pauk, tak lama kemudian Ibu Bambang Kabid. Pensosbud juga mengirim sekarung beras beserta lauk pauk.

Buka puasa hari pertama yang rencananya dilaksanakan di ruang serbaguna sekretariat terpaksa di pindah ke halaman sekretariat PCINU dengan berbagai pertimbangan. Acara buka di mulai dengan kurma dan minum es buah ala Indonesia Sudan ramuan H. Zulham Qudsi dan teman-temannya, dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah yang diimami Kang Badrus yang pernah menjadi rais syuriyah selama 2 periode dan do'a oleh Afifullah Ro'is Syuriyah.
 
Hadir juga dalam acara itu mantan ketua Muslimat Aimmatul Azkiya Ahmad dan segenap warga Muslimat PCI NU. Ramah tamah sambil menikmati hidangan yang sudah disiapkan sejak siang, sekretaris PCI NU Cep Iq panggilan akrab Moh Rizqi Romadlon keponakan KH Ilyas rukyat membagikan jadwal Imsakiyah yang dicetak oleh PCI NU.

Sholat Tarawih & Kultum

Sholat Taraweh diikuti segenap warga, bertindak sebagai imam sholat taraweh Kang Badrus dengan bilal sudara H. Zulham Qudsi.

Di sela-sela sholat taraweh disampaikan kultum oleh imam sholat yang memaparkan sedikit tentang ayat kewajiban berbuasa, ceramah itu di mulai dengan pertanyaan mengapa ayat itu diawali kalimat fiil mabni majhul? Kutiba alaikumus siyam... (di wajibkan atas kamu berpuasa), mengapa tidak memakai kalimat fiil mabnu ma'lum yani kataba Allahu alaikum (Allah mewajibkan atas kamu berpuasa).

Ayat tentang puasa tidak menyebutkan siapa yang mewajibkan berpuasa, ini ada rahasia tertentu kata Kang Badrus, yang menerangkan bahwa berpuasa harus ada unsur proaktif dari hamba kalau ingin betul-betul ingin menjadi tergolong orang-orang yang bertaqwa Sebagaimana tujuan di wajibkannya berpuasa.(PCI NU Sudan)