Sebelum waktu haji, tempat sa'i hanya digunakan oleh orang-orang yang sedang berumroh, baik umroh sunnah maupun wajib haji. Sehingga seluruh orang yang sa'i pasti masih mengenakan kain ihrom. Artinya, seluruh pria hanya mengenakan penutup aurat dalam satu warna, putih.
Namun pemandangan ini tidak lagi dapat kita nikmati pada waktu-waktu haji. Justru pada waktu haji, jamaah yang sedang ber-sa'i baik pria maupun wanita tampak mengenakan beraneka warna dan model pakaian.
<<>br /> Orang-orang Afrika berpaakaian jumbo melebihi posturnya yang sudah jumbo. Mereka sangat suka berpakaian warna mencolok dengan motif batik yang cukup "keren" menurut ukuran orang Indonesia. Sedangkan pakaian orang-orang India tentu sudah akrab bagi masyarakat Indonesia yang gemar nonton film India.
Kecuali tentu saja orang-orang Arab, tetap berpakaian gamis putih untuk pria dan wanitanya memakai abaya (baju terusan longgar) hitam. Hampir mirip seperti monotonnya orang Arab, para jamaah Indonesia yang sudah bertahallul biasanya masih standar memakai baju koko warna putih. Kecuali beberapa anak-anak muda yang bahkan berthowaf dan sa'i dengan mengenakan kaos oblong dan celana jeans.
Orang-orang Turki biasnya masih mengenakan pakaian kebesaran jamaah haji mantan negara adi daya dunia ini. Pria-pria Turki mengenakan kemeja warna merah muda dan biru langit. Sedangkan para perempuan Turki selalu mengenakan kemeja lengan panjang semacam blazzer yang berkancing depan, namun menggunakan bahan yang lebih tipis dengan kerudung warna-warni.
Mengapa demikian? Karena jamaah yang sudah melaksanakan Wukuf dan mabit di Muzdalifah, dapat memilih dua opsi ibadah. Apakah akan melaksanakan thowaf dan sa'i dulu sebelum tahallul awal atau melontar jumroh Aqobah dahulu sebelum tahallul Awwal.
Mereka yang sudah tahallul awal dapat berganti pakaian selain pakaian ihrom. Artinya, jamaah yang memilih melontar Jumroh Aqobah dahulu kemudian melakukan tahallul awwal, sudah dapat mengganti pakaian ihromnya. Ini berarti jamaah tersebut akan melakukan thowaf dan sa'i ifadhah dengan pakaian bebas. Boleh memakai warna apa pun, boleh memakai model apa pun, asal menutup aurat dan memenuhi standar kepantasan.
Sedangkan jamaah yang memilih melaksanakan thowaf ifadhah dan sa'i terlebih dahulu, berarti ia berthowaf dan bersa'i masih dengan mengenakan kain ihrom. Setelah bertahallul awal, jamaah ini dapat berganti pakaian dan kemudian melontar Jumroh Aqobah dengan mengenakan pakaian bebas. Demikian sebaliknya.
Dengan demikian, pemandangan jamaah yang ber-sa'i dengan mengenakan pakaian warna-warni hanya dapat kita lihat dari tanggal 10 Dzulhijjah (seusai wukuf dan melontar Jumroh Aqobah) hingga akhir musim haji, di akhir bulan Dzulhijjah.
Sa'i adalah berjalan dari bukit Shofa ke bukit Marwa tujuh kali bolak balik, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwa. Sedangkan Thowaf adalah berjalan mengelingi ka'bah tujuh kali putaran berawal dan berakhir di sudut Hajar Aswad. Sedangkan tahallul adalah prosesi melepas ketentuan-ketentuan ihrom yang ditandai dengan pemotongan minimal tiga helai rambut. (min/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
2
Cerita Rayhan, Anak 6 Tahun Juara 1 MHN Aqidatul Awam OSN Zona Jateng-DIY
3
Peran Generasi Muda NU Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045 di Tengah Konflik Global
4
Luhut Binsar Pandjaitan: NU Harus Memimpin Upaya Perdamaian Timur Tengah
5
OSN Jelang Peringatan 100 Tahun Al-Falah Ploso Digelar untuk Ingatkan Fondasi Pesantren dengan Tradisi Ngaji
6
Pengadilan Internasional Perintahkan Tangkap Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant atas Kejahatan Kemanusiaan
Terkini
Lihat Semua