Ciri Khas Kesederhanaan NU Harus Dipertahankan
Sabtu, 20 Juni 2009 | 11:28 WIB
Selama ini, Nahdlatul Ulama (NU) dikenal sebagai komunitas yang mempunyai ciri khas kesederhanaan. Karakter tersebut harus terus dan selalu dipertahankan sampai kapan pun, kata Rais Syuriyah Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah, KH Masruri Mughni.
“Kalau tidak sederhana, maka bukan NU,” ujar dia dalam pidatonya pada pembukaan Kongres ke-16 Ikatan Pelajar NU dan Kongres ke-15 Ikatan Pelajar Putri NU di Pondok Pesantren Al Hikmah 2, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (20/6) siang.<>
Abah Masrur—demikian ia akrab disapa—mengatakan hal itu berkaitan dengan penyelenggaraan kongres di pesantrennya yang serba sederhana. “Beginilah keadaannya, sangat sederhana. (pesantren) ini bukan hotel, juga bukan istana,” tandasnya.
Namun demikian, imbuh Kiai yang mengasuh sekira 2.000 santri itu, kesederhanaan NU selama ini justru banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Dengan kesederhanaannya pula, kiprahnya dalam membangun bangsa dan negara tak bisa dikecilkan.
Karena itu, ia meminta IPNU dan IPPNU dapat terus mewarisi, menjaga dan melestarikan kesederhanaan itu. “Tidak perlu bermewah-mewah,” katanya. Sebab, kedua organisasi itu pun didirikan dari sebuah kesederhanaan.
Abah Masrur juga mengingatkan bahwa NU identik dengan kemandirian. Sejak dulu, para ulama dan kiai NU secara mandiri mendirikan dan mengasuh pesantrennya, tidak tergantung pada siapa pun.
Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU, Idy Muzayyad, dalam kesempatan yang sama, mengiyakan pendapat tersebut. Menurutnya, penyelenggaraan Kongres kali ini adalah dalam rangka mengembalikan dan mempertahankan kesederhanaan itu.
“(penyelenggaraan Kongres) ini adalah kesengajaan, bukan tidak disengaja. Bukan juga karena persoalan biaya. Kita ingin mengembalikan kesederhanaan itu,” ujarnya.
Selain itu, imbuhnya, penyelenggaraan kongres tersebut juga sebagai upaya mengembalikan IPNU atau IPPNU pada tugas dan fungsi utama kaderisasi NU di tingkat sekolah, madrasah atau pesantren. “Istilahnya, IPNU, IPPNU back to pesantren (kembali ke pesantren),” tandasnya. (rif)
Terpopuler
1
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
2
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
3
Jejak Jejaring Santri dan Kiai di Sukunsari
4
Kitab Peretas Kerumitan Ushul Fiqh
5
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 62: Keyakinan Ahli Kitab dan Shabi'in
6
Hasil Mudzakarah Haji: Hasil Investasi Boleh Biayai Jamaah Lain, Dam Bisa Disembelih di Tanah Air
Terkini
Lihat Semua