Warta

Dari Kairo hingga Doha: Seruan Persatuan untuk Palestina

Ahad, 8 Juni 2008 | 06:18 WIB

Doha, NU Online
Upaya untuk menyelesaikan krisis Palestina terus dilakukan oleh kalangan dunia Islam. Presiden Palestina Mahmoud Abbas berinisiatif untuk mempertemukan Hamas dan Fatah, dua kubu utama Islam Palestina yang berseberangan, untuk sama-sama berdialog. Abbas meminta Presiden Mesir Husni Mobarak untuk memfasilitasi dialog tersebut.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Amrou Musa menyambut baik upaya Presiden Abbas. Dalam waktu dekat Musa akan segera mengontak para petinggi negara-negara Arab seperti Mesir, Suriah, Saudi, Yaman, Qatar, dan beberapa pihk lainnya guna ikut serta menyukseskan dialog tersebut. Demikian diberitakan surat kabar Timur Tengah terkemuka, Alhayat (7/6).<>

Di ibu kota Qatar, Doha, upaya untuk mendialogkan Hammas—Fatah pun diserukan lewat Festival Internasional Doha untuk Solidaritas Masjid al-Aqsha (Mahrajan al-Dauhah al-Duwali li Nashrah al-Masjid al-Aqsha), yang diprakarsai oleh Shaikh Eid Foundation (Mu’assasah al-Syaikh ’Id al-Khairiyyah), pada Jum’at (6/6) kemarin.

Sebagaimana diberitakan Aljazeera, festival tersebut diselenggarakan untuk menggalang solidaritas dunia internasional atas krisis Palestina yang berkepanjangan. Raid Shaleh, ketua Lembaga al-Aqsha untuk Pelestarian Situs-Situs Suci Islam (Mu’assasah al-Aqsha li I’mar al-Muqaddasat al-Islamiyyah), dalam pidatonya di festival itu menyerukan segera dilaksanakannya dialog antara Hammas dan Fatah.

”Kami merasa berbahagia dengan inisiatif Presiden Abbas yang akan menggelar dialog Hammas—Fattah. Ismail Haniyah dari pihak Fatah juga menyambut baik inisiatif ini. Kita berharap, dialog ini dapat merekatkan dan mempersatukan dua kubu utama Palestina ini,” kata Shaleh.

Hemat Shaleh, Palestina mustahil bisa mengatasi masalah yang datang dari luar (Israel), jika Palestina tidak bisa menyelesaikan krisis yang bergolak dari dalam dirinya sendiri. Inilah sejatinya salah satu simpul utama dari benang krisis Palestina yang berkepanjangan.

”Bagaimana bisa kita menyelesaikan masalah-maslah yang datang dari luar, jika kita sendiri tidak bisa menyelesaikan masalah dari dalam diri kita sendiri. Selesaikan dulu masalah yang terjadi di dalam diri kita, baru nanti kita selesaikan masalah yang datang dari luar. Saya yakin, dengan persatuan dan kebersamaan, masalah dari luar akan lebih mudah kita hadapi,” tambahnya.

Sementara itu, direktur Shaikh Eid Foundation, Muhammad bin ’Eid Ali Tsani menegaskan, bahwa seluruh umat Muslim seharusnya ikut serta mempunyai tanggung jawab bersama guna menyelesaikan krisis Palestina. (jzr/hyt/atj)