Warta

Depag Minta Tambahan Rp 46 M untuk Musim Haji 2007

Kamis, 17 Mei 2007 | 08:04 WIB

Jakarta, NU Online
Departemen Agama (Depag) meminta tambahan anggaran Rp 46 miliar untuk pengadaan obat-obatan dan alat kesehatan untuk keperluan musim haji tahun ini. Anggaran itu untuk melengkapi total anggaran yang direncanakan sebelumnya yakni Rp 106 Miliar.

"Setelah mendapat laporan dari Depkes, Depkes menyatakan dana itu (Rp 106 Miliar) masih kurang. Kami meminta persetujuan DPR untuk merevisi anggaran sebanyak Rp 46 miliar," pinta Menteri Agama Maftuh Basyuni, dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/5).

<>

Angka itu, menurut Maftuh, akan dipergunakan untuk perbaikan pelayanan kesehatan, seperti halnya menyewa ambulans dan rujukan ke rumah sakit di embarkasi. Selain itu, juga untuk kegiatan pendukung operasional kesehatan di Tanah Air. "Kami ingin memberikan yang terbaik. Jika masih perlu kami harus meminta lagi," terangnya.

Namun demikian, DPR tidak langsung mengangguk setuju. Anggota DPR Komisi VIII menyorot efektifitas penambahan anggaran itu.

"Anggaran itu kan sudah di Depkes. Itu sudah ada. Kenapa Depag juga ikut minta. Lagian, dari rincian kebutuhan kok nggak ada yang nyambung dengan kesehatan," seloroh pimpinan Komisi VIII DPR Farhan Hamid.

Dalam rancangan revisi itu, Menag menginventarisir kebutuhan di luar pos kesehatan, seperti yang disinyalir Farhan. Antara lain untuk penyusunan rancangan peraturan pemerintah sebagai pelaksana UU Haji, pengelolaan aset Ditjen Haji di pusat dan daerah, serta peningkatan SDM pengelola Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat).

Sementara itu, tim khusus pencari penginapan bagi jamaah haji Indonesia terus bekerja. Hingga Rabu, 16 Mei 2007, tim bentukan Depag itu telah merampungkan 70 persen dari jumlah kebutuhan total 210.000 jamaah haji.

"Sampai tanggal 14 Mei, tim kami bekerja hingga 65 persen atau masih kurang 63.000 jamaah. Ini kami baru dapat laporan hingga hari ini, telah mencapai 70 persen atau kurang 60.000 jamaah lagi," kata Maftuh.

Ribuan pemondokan itu tersebar di berbagai wilayah seperti yang terbanyak di Misfalah (36.572 jamaah) dan Bahutmah. Keduanya berada di Mekah. Pemondokan itu diperlukan bagi jamaah haji Indonesia yang meningkat 5.000 jamaah dari tahun-tahun sebelumnya.

"Kami harap tim dari Depag memperhatikan persoalan penginapan. Harus benar-benar yang terbaik, jangan jauh dari Masjidil Haram ataupun tidak memakai lift dan AC," ujar salah satu anggota DPR Zulkarnaen Jabar menanggapi pemaparan Menag. (rif/dtc)