Warta Gus Dur : SBY-JK Sudah Habis

Diminta Minta Maaf Kepada Rakyat

Jumat, 5 Mei 2006 | 09:21 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyebut popularitas presiden Susilo Bambang Yudoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) saat  ini sedang menurun drastis. Hal itu terjadi karena masyarakat saat ini tidak percaya lagi kepada SBY-JK yang dinilai Gus Dur sering berbohong terhadap rakyat.

“Orang sudah tidak percaya lagi. Layakkah kita punya pemimpin seperti itu?” kata Gus Dur kepada wartawan dalam jumpa pers di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Jum’at (5/5).

<>

Ungkapan Gus Dur menanggapi maraknya demo yang memperotes kebijakan pemerintahan SBY-JK, terutama para buruh yang saat ini gencar memprotes rencana pemerintah merevisi UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Bahkan, aksi para buruh, 3 Mei lalu sempat diwarnai kerusuhan. “Dia (SBY-JK) sudah habis. Rakyat itu waras, tidak gila. Dari dulu mereka diinjak-injak,” ungkapnya.

Lebih lanjut, mantan Ketua Umum PBNU itu menambahkan, pemerintahan sudah terlalu banyak melakukan kebohongan terhadap rakyat. Karena itu, tidak mengherankan jika akhir-akhir ini rakyat banyak meluapkan kemarahanya. Gus Dur sendiri sudah tidak percaya lagi terhadap pemerintah, karena kesalahan yang dilakukan sudah terlalu banyak. ”Saya sendiri sudah tidak percaya karena pemerintah banyak bohongnya,” tuturnya.

Lantas apa yang harus dilakukan pemerintah agar rakyat percaya? Menjawab pertanyaan itu, Gus Dur mengatakan, SBY-JK harus segera meminta maaf kepada bangsa Indonesia atas kesalahan yang diperbuat selama ini. ”Pemeritah harus minta maaf, karena telah banyak berdusta,” ungkapnya.

Menanggapi peryataan SBY bahwa kelompok-kelompok yang kalah pemilu telah menunggangi para buruh, tokoh kelahiran Jombang, Jawa Timur ini meminta kepada SBY untuk tidak merasa paling suci dengan menuduh pihak-pihak lain melakukan hal negatif. ”Mari kita belajar. Jangan sok suci,” kata kata Gus Dur.

Ditanya soal pihak-pihak yang kemungkinan menunggangi demo buruh, Gus Dur mengaku tidak tahu. Karena itu, dirinya tidak perlu menyebut atau menuduh orang-orang yang berada di balik demo para buruh. ”Jadi, nggak usah saya sebut siapa-siapanya,” tutur cucu pendiri NU ini.

Pada kesempatan itu, Gus Dur juga menyayangkan sikap Ketua DPR Agung Laksono yang menyatakan, bahwa dukungan Sutardjo Suryoguritno dan Zainal Maarif terhadap buruh dianggap mewakili pribadi. Dengan pernyataan itu, DPR dan pemerintah berarti sama sekali tidak memercayai kebenaran yang diperjuangkan para buruh.

“Apa yang dilakukan Sutardjo dan Zaenal Maarif sudah benar. Mengapa Agung Laksono merusak suasana dengan menyatakan apa yang mereka kemukakan sebagai pendapat pribadi, bukannya pendapat DPR? Ini namanya sudah luka diberi garam lagi,” katanya. (rif)