Warta

Fatayat NU Prihatinkan Tingginya Angka Kasus Aborsi

Selasa, 30 Juni 2009 | 22:51 WIB

Jakarta, NU Online
Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) memprihatinkan tingginya angka kasus aborsi di Indonesia. Kenaikan justru terjadi di kalangan remaja. Maka, perlu segera ada penyelesaian.

Ketua Umum Pucuk Pimpinan Fatayat NU, Maria Ulfah Anshor, mengatakan, kenaikan angka pelaku aborsi pada usia remaja (15-24 tahun) ini merupakan perubahan tren. Dia juga pernah melakukan penelitian mengenai aborsi di Indonesia sekitar tahun 2002/2003. Kala itu, pelaku aborsi didominasi kalangan ibu rumah tangga sekitar 83,7 persen dan sisanya kalangan remaja.<>

"Kalau pada ibu-ibu, biasanya penyebabnya adalah kegagalan kontrasepsi dan sudah memiliki banyak anak. Hal itulah yang memicu mereka melakukan aborsi," jelas Maria di Jakarta, Selasa (30/6), dikutip dari Republika Online.

Menurut Maria, untuk kalangan remaja, aborsi biasanya disebabkan tiga faktor utama, yakni pengetahuan tentang reproduksi masih rendah, pemahaman terhadap dampak hubungan seks masih rendah, dan pemahaman agama mereka masih rendah.

"Kesadaran mereka terhadap dampak aborsi itu sangat buruk. Apalagi mereka kebanyakan melakukan aborsi ilegal, tidak transparan, SOP tidak jelas," katanya.

Maria menjelaskan, untuk masalah aborsi ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memang telah membuat fatwanya. "Pada dasarnya aborsi itu dilarang, tapi ada pengecualian. MUI membolehkan wanita melakukan aborsi jika menjadi korban perkosaan dan hubungan sedarah (inces)," katanya.

Untuk mengurangi angka kejadian aborsi, Maria mengatakan perlu adanya pendidikan kesehatan reproduksi dan seks yang disampaikan kepada para wanita. "Pengetahuan masyarakat tentang seks, reproduksi, dan aborsi harus ditingkatkan. Supaya tidak ada lagi kecerobohan," katanya. (rif)