Jakarta, NU Online
Ketua Umum PP Fatayat NU Maria Ulfa Anshor menyatakan penolakannya atas rencana penerbitan majalan porno Play Boy di Indonesia yang direncanakan mulai beredar bulan Maret mendatang.
”Seluruh elemen masyarakat harus menolak, PBNU dan ormas lainnya, bukan hanya individu. Ini akan menjadi penekan yang kuat terhadap upaya penerbitan majalah porno tersebut. Jika ini sampai lolos, nanti lebih berat lagi mengatasinya” tandasnya kepada NU Online, Rabu.
<>Dikatakannya bahwa saat ini pornografi sudah berkembang sangat luas dalam masyarakat. Televisi menayangkan berbagai macam acara yang mengandung unsur pornografi tanpa memandang jam tayang, VCD porno, dan lainnya. ”Indonesia tampaknya hanya menjadi sampah pornografi dari negara lain, jika ini terus berlangsung tak dapat dibayangkan bagaimana kondisi generasi muda Indonesia,” imbuhnya.
Peraih ANTV Award tersebut menyadari bahwa dampak keterbukaan informasi menyebabkan berbagai materi termasuk informasi dengan derasnya masuk ke Indonesia. Meskipun demikian, pemerintah sebagai otoritas yang memiliki wewenang seharusnya bisa berbuat sesuatu, meskipun tak bisa sepenuhnya bisa menutup tampak tersebut. ”Dalam hal ini Menkominfo yang punya wewenang, masalahnya mereka punya komitmen atau tidak,” paparnya.
Dalam perspektif gender, yang paling dirugikan dari adanya pornografi juga perempuan karena mereka menjadi obyek ekspolotasi seksual. Padahal harus disadari juga bahwa terdapat peran laki-laki.(mkf)
Terpopuler
1
PBNU Kelompok Sultan Targetkan Percepatan Muktamar dan Gelar Harlah 1 Abad NU
2
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
3
Kronologi Persoalan di PBNU (7): Kelompok Sultan dan Kramat Saling Klaim Keabsahan
4
Majelis Tahkim Khusus, Solusi Memecahkan Sengketa untuk Persoalan di PBNU
5
Penembakan Massal Terjadi di Australia, Seorang Muslim Berhasil Lucuti Pelaku Bersenjata
6
Sehari Galang Donasi, Warga NU Losari Cirebon Kumpulkan Rp37 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
Terkini
Lihat Semua