Warta

Guru LP Maarif NU di Bogor Harapkan Pendidikan Dibenahi

Rabu, 13 Agustus 2008 | 00:44 WIB

Bogor, NU Online
Para guru yang berhimpun dalam Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan (LP) Ma`arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berharap adanya pembenahan di bidang pendidikan.

Saat ini perkembangan pendidikan di wilayah itu dinilai semakin tidak jelas. Selain mutu rendah, biayanya semakin sulit dijangkau orang miskin, sehingga banyak anak-anak yang putus sekolah.<>

Wacana itu mengemuka saat seminar dan lokakarya (semiloka) nasional yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Fatah Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Bogor, akhir pekan lalu.

Semiloka tersebut dihadiri 100 guru dari sekolah-sekolah Ma`arif NU se-Bogor, dengan mengangkat tema "Mewujudkan Profesionalisme Melalui Peningkatan Kompetensi Guru dan Pengelola Satuan Pendidikan".

Hadir sebagai pembicara, yakni Kepala BMPS Pusat Dr Fathoni Rodli M.Pd, Wakil Ketua PW LP Ma`arif NU Jabar dan Dosen UPI Bandung Dr Agus Mulyana M.Pd, Drs Husen Saeful Ihsan, M.Pd, dan Drs Said Sediohadi juga dari PW LP Ma`rif NU Jabar.

Ketua Panitia Pelaksana Muhtar Lubis mengeluhkan, saat ini hanya anak orang-orang kaya yang dapat menjangkau pendidikan. ”Masyarakat miskin semakin kesulitan menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan sekedar untuk mengejar wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) sembilan tahun pun tidak mampu," kata guru Pesantren Riyadul Aliyah Cisempur, Caringin ini.

Ia merujuk pada rendahnya angka partisipasi rata-rata pendidikan warga Bogor yang hanya 6,5 tahun. "Ini artinya mayoritas warga Bogor tidak mampu menyelesaikan Wajib Dikdas sembilan tahun alias tidak mampu tamat SD-SMP," kata mantan Sekretaris Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Bogor ini.

Sedangkan Baejuri, staf pengajar Pesantren Darul Rahman, Kecamatan Lewisadeng mengatakan, pendidikan di Bogor mendesak dibenahi, agar mutunya dapat ditingkatkan dan masyarakat yang mendapatkan kesempatan menyekolahkan anaknya semakin banyak.

"Semoga perubahan yang tengah terjadi di Bogor dapat berdampak positif pada pembenahan pendidikan. Kita perlu figur yang peduli terhadap pendidikan," kata Baejuri menyindir H Rachmat Yasin (RY), calon bupati Bogor dari kalangan NU (Nahdliyyin).

Ketua Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) Ahmad Fahir, menambahkan, Pemda harus berani melakukan terobosan untuk membenahi pendidikan di Bogor, antara lain melalui dukungan anggaran yang memadai dan keberpihakan yang lebih jelas terhadap mereka yang secara ekonomi lemah.

"Mutu pendidikan harus dibenahi dan perkembangan biayanya harus dikendalikan agar tetap terjangkau masyarakat miskin. Kalau untuk menggratiskan biaya pendidikan, agak sulit dijangkau. Yang realistis adalah perlu dipikirkan mekanisme yang tepat agar orang miskin bisa menyekolahkan anaknya. Misalnya melalui program subsidi silang," katanya.

Ketua BMPS Pusat Dr Fatoni Rodli mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam pembangunan. Tingginya angka kemiskinan disebabkan oleh kegagalan di bidang pendidikan. "Pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya. (hir)