Warta

Gus Choi: PMII Sebaiknya Tetap Independen

Rabu, 30 Maret 2011 | 04:29 WIB

Jakarta, NU Online
Menanggapi munculnya pernyataan dan desakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Rapat Pleno PBNU di Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Senin (28/3) lalu, yang meminta agar organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kembali menjadi badan otonom NU, mantan Ketua PB PMII A Effendy Choirie menegaskan jika PMII sebaiknya tetap independen.

“Secara organisasi PMII harus tetap independen, tapi secara program kegiatan bisa interdependen dengan NU. Hal itu penting karena banyak kader PMII justru bukan berasal dari kalangan santri atau kalangan nanhdliyyin, melainkan banyak dari luar kalangan NU,” tandas Gus Choi sapaan akrab Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII ini di Jakarta, Rabu (30/3).
<>
Diakui, jika fakta sejarahnya PMII dilahirkan oleh NU, sebagaimana Partai Kebangkitan Bangsa, yang dibidani oleh mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Rais Aam KH Ilyas Ruchiyat, KH Mustofa Bisri, KH Muhitz Muzadi dan KH Munasir Ali.

Namun demikian lanjut Gus Choi, kalau PBNU mau bikin organisasi mahasiswa sendiri karena PMII tidak mau menjadi Badan Otonom (Banom) NU, itu tidak masalah. Hanya saja Effendy Choirie khawatir, nasibnya akan sama seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), yaitu eksklusif, tertutup dan tidak bisa berkembang.

Oleh sebab itu pihak tetap berharap, PMII harus sama seperti Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI). Hanya saja PMII tetap memiliki sepesialisasi program kegiatannya yaitu Islam Ahslussunnah wal jamaah (Aswaja). Sebagaimana juga visi dan misi serta ideologi keislaman yang dikembangkan oleh NU.

“Kalau PBNU mau mendirikan organisasi mahasiswa baru, maka akan menjadi eksklusif dan tidak akan berkembang luas. Seperti halnya IMM, yang hanya diikuti oleh mahasiswa Muhammadiyah. Toh, dengan tetap seperti sekarang ini PMII tetap komitmen untuk memperjuangankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip NU dan Aswaja,” ujar Gus Choi. (amf)