Warta

Gus Dur: Kepala BIN Dibayar untuk Bela Presiden Terkait Kenaikan BBM

Kamis, 15 Mei 2008 | 03:45 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menuding Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Syamsir Siregar, telah dibayar untuk membela Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait demontrasi besar-besaran menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Pendapat BIN ini bela pemerintah. Mereka, kan, dibayar pemerintah. Mereka membela presiden. Makanya, mereka nggak akan peka terhadap tuntutan rakyat," kata Gus Dur kepada wartawan di kantor DPP PKB Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Rabu (14/5) kemarin.<>

Gus Dur mengatakan hal itu menanggapi pernyataan Syamsir Siregar yang menyatakan ada pejabat dan mantan menteri tertentu berada di belakang sejumlah aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM.

Namun demikian, Syamsir tak menjelaskan siapa mantan menteri dan pejabat yang dimaksud. Mantan anggota tim sukses pemenangan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla pada Pilpres 2004 lalu itu hanya menegaskan memang ada yang menunggangi.

Selain itu, Syamsir juga mengungkapkan, demonstrasi itu juga berpotensi jadi masalah keamanan. Mencegah kemungkinan terburuk, menteri teknis terkait BBM harus memberi penjelasan langsung pada masyarakat.

"Mahasiswa, kan, banyak juga yang tidak mengerti. Mungkin salah satu menteri harus ada yang beri penjelasan, 'Ini lho sebabnya naik'. Itu kan perlu dijelaskan, sosialisasinya  perlu," ujar dia.

Unjuk rasa besar yang berlangsung hampir serempak di beberapa tempat, sepintas memang menyebabkan masalah ketertiban setempat. Tapi, pada gilirannya nanti dapat mengganggu keamanan. "Tapi, kalau pemerintah sudah mengambil satu keputusan, ya harus kita hadapi," pungkas Syamsir. (dtc/rif)