Warta RAKERNAS FATAYAT NU

Harus Mampu Hadapi Tantangan Globalisasi

Jumat, 4 Mei 2007 | 02:59 WIB

Bogor, NU Online
Ketua Umum PP Fatayat NU Maria Ulfa Anshor meminta agar kader-kader Fatayat di seluruh Indonesia bisa mengimbangi tantangan globalisasi yang saat ini pengaruhnya masuk sampai ke pelosok-pelosok Indonesia.

Hal tersebut dikatakannya dalam pembukaan Rekernas Fatayat NU yang diselenggarakan di Puncak Kamis malam (4/5). Hadir dalam acara tersebut pengurus Fatayat NU dari 25 propinsi dan para pengurus cabang dari DKI Jakarta.

<>

Maria menuturkan bahwa ia sempat ditanya oleh ketua Fatayat NU Sulawesi Tenggara di Kendari yang mempertanyakan bagaimana hukumnya yasinan dan tahlilan, padahal ini merupakan tradisi yang sudah dijalankan oleh nahdliyyin sejak lama.

Pertanyaan tersebut muncul karena MUI di daerah Bau Bau memfatwakan bahwa kegiatan tersebut haram hukumnya sehingga warga nahdliyyin menjadi resah. “Kita tahu bahwa Bau Bau terletak di Pulau Buton yang masih harus ditempuh beberapa jam dari Kendari. Ini artinya ideologi transnasional sudah masuk ke pelosok Indonesia,” tuturnya dengan nada prihatin.

Ditegaskannya bahwa gerakan-gerakan sistematis tersebut harus diwaspadai karena yang menjadi korban akhirnya warga nahdliyyin yang saat ini merupakan mayoritas di Indonesia.

Berkaitan dengan liberalisasi ekonomi, Maria Ulfa yang baru saja menjabat sebagai anggota DPR RI melalui mekanisme pergantian antar waktu, menjelaskan bahwa pemerintah tak berdaya dalam melindungi rakyat kecil dengan usaha mikronya.

Dicontohkannya ekspansi konsep pertokoan modern seperti Alfamart dan Indomart sampai ke pelosok pedesaan telah mematikan usaha mikro dan usaha kecil yang dimiliki masyarakat. 

Dalam mensikapi semua hal tersebut, Maria Ulfa meminta agar Fatayat NU di daerah melakukan konsolidasi internal dengan penguatan pengurus dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bisa memberdayakan masyarakat dan mengimbangi gerakan transnasional.

“Pendirian Fatayat NU di tingkat kecamatan dan di tingkat desa atau pengurus ranting yang menjangkau masyarakat secara langsung harus digalakkan,” tandasnya.

Terdapat empat tema yang program utama Fatayat NU yang dibahas dalam rakernas ini dalam memberdayakan perempuan. Program tersebut meliputi peningkatan pendidikan, peningkatan kesehatan, kemandirian ekonomi dan peningkatan partisipasi politik. (mkf)