Jakarta, NU Online
Perizinan pendirian rumah ibadah akhir-akhir ini banyak menjadi sorotan publik. Surat keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri terkait perizinan pendirian rumah ibadah dinilai sebagian kelompok cacat hukum
Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi di sela-sela pertemuannya dengan alumni Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur Senin (27/03) kemarin menyatakan, keputusan tersebut harus mengakomodasi kepentingan pelbagai kelompok.
<>āNU akan membantu meningkatkan kerjasama dengan kelompok-kelompok agama lain sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan mengenai pendirian rumah ibadah,ā ungkap Hasyim.
Dalam kesempatan itu dia juga menyatakan, NU akan membantu kelompok non-Muslim agar tidak mengalami kesulitan dalam membangun tempat ibadahnya seperti gereja, pura, dan tempat ibadah yang lain. āItulah sebabnya, sangat penting menciptakan harmoni di antara komunitas agama,ā tambah Hasyim.
Menurut SKB No. 1/2006, yang dikeluarkan oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni dan Menteri Dalam Negeri Mohammad Maāruf Selasa (21/03) lalu, dinyatakan bahwa mendirikan rumah ibadah harus memenuhi syarat baik teknis maupun administratif.
Di antara syarat itu adalah harus ada minimal 100 pemeluk agama yang bersangkutan di satu lingkungan, rencana pendirian rumah ibadah juga harus didaftarkan ke kantor kelurahan, mendapat dukungan minimal 70 warga di satu lingkungan, dan harus ada rekomendasi dari kantor Departemen Agama serta Forum Komunikasi Umat Beragama Kabupaten. (dar)
.
Ā
Terpopuler
1
Ketum PBNU: NU Berdiri untuk Bangun Peradaban melalui Pendidikan dan Keluarga
2
Harlah Ke-102, PBNU Luncurkan Logo Kongres Pendidikan NU, Unduh di Sini
3
Badan Gizi Butuh Tambahan 100 Triliun untuk 82,9 Juta Penerima MBG
4
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
5
LP Ma'arif NU Gelar Workshop Jelang Kongres Pendidikan NU 2025
6
Banjir Bandang Melanda Cirebon, Rendam Ratusan Rumah dan Menghanyutkan MobilĀ
Terkini
Lihat Semua