Warta

Hasyim: Memberantas Terorisme Harus dengan Cara Indonesiawi

Senin, 17 Agustus 2009 | 22:26 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, memberantas terorisme di Indonesia tidak bisa hanya dilakukan negara, tapi harus melibatkan partisipasi rakyat melalui gerakan nasional antiterorisme.

Menurutnya, ada beberapa aspek penting untuk menangkal terorisme di Indonesia. Pertama, aspek ideologi dan agama. Dalam hal ini, ormas Islam dan tokoh lintas agama harus dilibatkan. ”Ini wilayah NU, Muhamadiyah dan lintas agama. Mereka harus dilibatkan,” jelas Jakarta, Senin (17/8).<>

Aspek kedua dan ketiga, katanya, adalah pendekatan kewilayahan atau zona dan pendekatan intelijen. “Pendekatan kewilayahan ini bisa kewenangan departemen dalam negeri. Karena mereka bergerak 'di bawah tanah', jangan ditempuh 'di atas tanah',” katanya.

Pendekatan keempat dan kelima, imbuhnya, adalah pendekatan keamanan dan hukum. ”Kelima aspek ini harus digabungkan jadi satu untuk membangkitkan partisipasi rakyat dalam gerakan nasional antiteror,” paparnya.

Dalam pengamatannya, saat Bom Bali meledak, kelima aspek ini relatif dijalankan oleh negara. Ia bersama tokoh Muhammadiyah dan tokoh lintas agama lainnya juga dilibatkan turun langsung ke masyarakat. Kini, setelah peledakan bom di Mega Kuningan beberapa waktu lalu, partisipasi rakyat tidak dibangkitkan secara maksimal.

”Dulu, saya bersama Pak Hendropriyono (mantan Kepala BIN), Pak As’ad (Wakil Kepala BIN), dengan Pak Da'i Bahtiar (mantan Kapolri), bersama Suryadharma Salim (mantan Kepala Densus 88) keliling ke mana-mana. Saya sendiri sampai tidak terhitung berapa kali menjadi pembicara dalam berbagai forum,” katanya.

Dikatakannya, menghadapi terorisme dengan kekerasan akan melahirkan kekerasan dan terorisme baru. ”Kalau cara yang dipakai sekarang, tidak akan menyelasaikan masalah. Ujung dari lima aspek yang saya kemukakan itu, adalah hukum. Dalam proses hukum itulah semua dibuka. Membongkar akar teroris yang paling efektif itu di pengadilan,” katanya.

Ketika Amrozi cs diproses hukum, semua pihak mengacungi jempol aparat penegak hukum di Indonesia. Pujian itu datang baik dari kelompok Timur Tengah garis keras maupun dari Eropa. ”Karena ini cara Indonesiawi untuk menghentikan teror, bukan gerakan 'Amerikani'. Kalau gerakan 'Amerikani' sudah dibasmi saja,” katanya.

Menanggapi soal penyerbuan teroris di Temanggung, Hasyim mengatakan, cara yang dilakukan polisi untuk menangkap teroris tersebut tidak efektif. ”Penyerbuan di Temanggung, ini menurut saya berlebihan. Enggak usah dibombardir seperti itu. Disemprot dengan gas kan bisa pingsan atau keluar sendiri. Mereka kan sudah terisolasi. Kecuali kalau polisi under attack,” katanya. (rif)