Warta Harlah ke-56 Fatayat NU

Hasyim: Perjuangkan Kesetaraan Jender dalam Keluarga

Ahad, 11 Juni 2006 | 05:48 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi meminta kepada Fatayat NU untuk turut memperjuangkan kesetaraan gender di dalam masyarakat, terutama dalam kehidupan keluarga.

Hal itu disampaikannya pada acara puncak peringatan Harlah ke-56 Fatayat NU di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat Sabtu (10/6) malam.

<>

Hadir pada acara bertajuk “Perempuan Peduli Bangsa“ itu, Ketua Umum PP Fatayat, Maria Ulfah Anshor, Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Zanuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid dan Pengasuh Pondok Pesantren Barokatul Qodiry, KH Junaidi Al Baghdadi.

Dalam acara yang diikuti ribuan warga nahdliyyin itu, Hasyim mengatakan, meski di dalam ajaran agama Islam, laki-laki memiliki tangungjawab penuh terhadap sebuah keluarga, namun bukan berarti peran perempuan tidak ada sama sekali. Sifat lembut yang terdapat dalam diri perempuan, menurutnya merupakan sebuah kekuatan tersendiri.

“Laki-laki identik dengan kuat. Perempuan lembut. Di dalam kelembutan itulah letak kekuatan perempuan. Oleh karenanya, jangan dihilangkan kelembutan itu,” kata Hasyim.

Mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur itu juga meminta kepada Fatayat NU agar turut mengembangkan gagasan serta pemikiran Islam moderat dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.

Hubungan baik antarumat beragama harus tetap dijalankan. Namun demikian, Hasyim berharap, Fatayat NU bisa menjaga identitas ke-NU-an, yakni sikap moderat dan toleran. “Paradigma hubungan lintas agama dari Fatayat NU harus jelas, agar tidak kehilangan identitas, yakni moderat dan toleransi,“ ungkapnya.

Sikap moderat dari NU itu, ungkap Hasyim, tidak hanya diwujudkan dalam masyarakat Indonesia saja, melainkan dalam dunia internasional. Untuk keperluan itu, Hasyim berjanji akan mengikutsertakan Fatayat NU dalam hubungan dengan dunia internasional.

“PBNU akan mengikutsertakan Fatayat NU dalam urusan internasional,“ kata Hasyim. (rif)