Ilmu Falak Diperlukan untuk Lebih Memfokuskan Proses Rukyatul Hilal
Senin, 4 Agustus 2008 | 12:34 WIB
Ilmu falak atau astronomi sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan). Meski penggunaannya untuk menentukan awal bulan Hijriyah masih dipertentangkan, namun ilmu tersebut dirasa sangat penting.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Shofiyulloh, dalam Halaqah Alim Ulama dan Orientasi Hisab-Rukyat di Pondok Pesantren Miftahul Huda IV, Mojosari, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jatim, Senin (4/8).<>
“Seperti kita ketahui, yang namanya hilal (bulan) itu suatu benda langit yang bentuknya kecil. Padahal, langitnya begitu luas, sehingga dengan adanya bantuan ilmu falak, minimal arah rukyat kita lebih terfokus,” terang Shofiyulloh, seperti dilaporkan Kontributor NU Online, Abdul Mujib Syadzili.
Shofiyulloh menjelaskan, sejumlah hadis shahih menetapkan bahwa untuk menentukan masuknya bulan Hijriyah, khususnya Ramadan dan Syawal, dengan salah satu dari 3 cara. Antara lain, melalui rukyatul hilal, menyempurnakan bulan yang bersangkutan (istikmal) dan menakdirkan adanya hilal (dengan ilmu hisab/falak).
“Hanya cara yang terakhir ini masih dipertentangkan oleh fuqoha (para ahli fikih),” jelas pakar hisab-rukyat dari Pesantren Miftahul Huda IV Kepanjen, Malang, yang juga Ketua Lajnah Falakiyah PCNU Kabupaten Malang itu.
Halaqah yang diselenggarakan Lajnah Falakiyah Pengurus Cabang NU Kabupaten Malang itu 60 peserta utusan pondok pesantren, kantor Departemen Agama, ormas Islam dan instansi terkait, termasuk para anggota takmir masjid di kabupaten Malang. Hadir juga pada kesempatan itu, Sekretaris PCNU Kabupaten Malang, Abdul Mujib Syadzili. (rif)
Terpopuler
1
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
2
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
3
Hukum Quranic Song: Menggabungkan Musik dengan Ayat Al-Quran
4
Surat Al-‘Ashr: Jalan Menuju Kesuksesan Dunia dan Akhirat
5
Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta Jadi Momen Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa
6
Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya
Terkini
Lihat Semua