Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) diminta lebih memperbanyak mengadakan pelatihan kader. Pelatihan yang dimaksud harus dilakukan mulai dari tingkat pusat hingga tingkat desa.
Permintaan itu disampaikan sesepuh IPNU yang juga Rais Syuriyah Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah, KH Masruri Abdul Mughni, dalam pidatonya pada pembukaan Kongres ke-16 IPNU dan Kongres ke-15 IPPNU di Pesantren Al Hikmah 2, Brebes, Jateng, Sabtu (20/6) siang.
Abah Masrur—begitu panggilan akrabnya&a<>mp;mdash;mengaku bangga telah pernah menjadi kader IPNU. “Saya bangga pernah menjalani proses belajar di IPNU pada era 1950-an. Banyak momen yang tak dapat saya lupakan,” ungkapnya.
Namun, di saat yang sama, ia juga menyatakan prihatin dengan semangat berorganisasi IPNU atau IPPNU saat ini. Pasalnya, ia mengaku jarang mengetahui adanya berbagai pelatihan dan pendidikan kader akhir-akhir ini. Padahal, hal itu sangat penting.
“Dulu, IPNU dan IPPNU menyelenggarakan pelatihan sampai tingkatan pengurus ranting (tingkat desaa). Sekarang ini, pelatihan jarang dilakukan,” ujar Abah Masrur yang juga pengasuh pesantren dengan 2.000 santri itu.
Ia menginginkan agar IPNU dan IPPNU intensif menyemarakkan pengkaderan di pesantren dan lembaga milik NU. “IPNU-IPPNU itu pagarnya NU, untuk memberi landasan dan melanggengkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah,” terangnya.
Selain itu, imbuhnya, IPNU dan IPPNU jangan sampai lupa pada basis pengkaderannya, generasi muda dan santri. “Kalau dirunut sejarahnya, IPNU itu lahir di tengah kultur pesantren. Maka, sekarang pas kalau IPNU dan IPPNU melaksanakan agenda di pesantren, bukan di hotelm,” katanya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU, Idy Muzayyad, menyatakan bahwa pilihan tempat kongres IPNU merupakan kesepakatan yang disengaja. “Kami memang ingin memperkuat pengkaderan di pesantren. Kalau awalnya lahir dari kultur pesantren, momentum ini membuktikan kalau IPNU dan IPPNU kembali ke pesantren,” ungkap dia.
Idy menginginkan, siapa pun yang terpilih sebagai ketua baru, hendaknya lebih baik dari sekarang dan siap melanjutkan program kerja positif yang telah dicanangkan pengurus lama. “Program kerja unggulan yang telah kami lakukan, sebaiknya diteruskan dengan tingkat pembenahan lebih baik,” pinta aktivis asal Magelang itu. (ziz)
Terpopuler
1
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
4
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
5
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
6
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
Terkini
Lihat Semua