Warta

Kader NU Bangun Madrasah untuk Anak Cerdas tapi Kurang Mampu

Kamis, 6 Oktober 2005 | 12:37 WIB

Depok, NU Online
Untuk membantu program pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, telah mulai dibangun sebuah lembaga pendidikan berkualitas untuk masyarakat miskin di kelurahan Pondok Petir Sawangan Depok. Lembaga pendidikan ini diberi nama An-Nahdlah dan membuka jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan Madrasah Aliyah (MA).  Peletakan batu pertama pembangunan madrasah tersebut dilaksanakan pada, Rabu (5/10).

Acara peletakan batu pertama yang dirangkai dengan acara buka puasa bersama ini berlangsung sangat meriah dengan kehadiran sejumlah kader dan tokoh NU baik struktural, maupun non struktural. Mereka yang hadir antara lain. KH. Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), KH. Nuril Huda (ketua PP LDNU), Khoirul Huda Basyir (Sekjen LDNU), Syamsuddin Mpay (Sekjen PP IPNU) dan KH. Zainuddin Maksum Ali (ketua Syuriah PCNU Depok), serta para kader IPNU dan PMII.

<>

Selain itu, tampak hadir pula mantan ketua umum IPNU  Zainut Tauhid yang kini menjabat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan) dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Kehadiran para kader dan tokoh NU tersebut tidak mengagetkan, karena madrasah An-Nahdah didirikan di bawah naungan Lembaga Studi Agama dan Sosial (Elsas), sebuah lembaga yang didirikan oleh para kader NU, seperti Hilmy Muhamadiyah dan Asrorun Niam Sholeh. Hilmy Muhammdiyah adalah mantan ketua umum PP IPNU dan wakil sekjen PBNU, sementara Asrorun Niam adalah mantan ketua IPNU era kepemimpinan Abdullah Azwar Anas.

Dalam sambutanya Gus Sholah mengatakan, pembangunan madrasah tersebut diharapkan dapat membantu program pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dikatakanya, upaya pemerintah dalam memberikan pendidikan yang layak pada warga negara tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat luas.“pembangunan madrasah ini tentu akan membantu program pemerintah dalam bidang pendidikan” kata Gus Sholah di hadapan ratusan orang yang hadir.

Lebih lanjut, adik kandung Gus Dur tersebut menambahkan, pendidikan di Indonesia selama ini hanya mengedepankan aspek kognitif, sehingga bangsa Indonesia ketinggalan dengan bangsa lain. Dikatakan cucu KH. Hasyim As’ari ini, untuk mengikuti perkembangan zaman, pendidikan Indonesia juga harus memperhatikan aspek psikomotorik. ”selama ini siswa disuruh menghafal saja. Padahal itu tidak baik. Aspek Psikomotorik harus diperhatikan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua LDNU, KH. Nuril Huda memaparkan pentingnya keseimbangan antara pendidikan ilmu agama dan pendidikan ilmu umum. Baginya, baik ilmu agama, mapun ilmu umum adalah dua hal yang harus dikuasai, terutama bagi generasi muda. ”Kalau hanya bermodal pendidikan agama saja akan mudah dibohongi orang. Dan, kalau hanya bermodal ilmu umum akan membohongi orang,” kata kiai asal Sugio Lamongan ini

Sementra itu, Direktur Elsas Foundation Hilmy Muhamadiyah mengatakan, madrasah yang direncakan pembangunannya akan usai pada tahun 2006 mendatang ini tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu bagi para pelajar madrasah tersebut saja, tapi juga akan menjadi pusat pendidikan dan pelatihan bagi kader NU..

”Madrasah juga menjadi pusat pelatihan bagi kader NU. Di tempat ini akan digelar pelatihan-pelatihan untuk pengembangan keilmuan kader-kader NU. Jadi tidak hanya menjadi tempat belajar para siswa,” kata Hilmy Muhamadiyah kepada Duta di sela acara tersebut.

Hilmy -sapaan akrab Hilmy Muhamadiyah- menambahkan, madrasah yang dibangun di atas lahan 2 hektar ini mempunyai banyak keunggulan. Selain bangunan yang representatif, madrasah ini juga dilengkapi dengan Laboratorium Bahasa dan IPA serta Pepustakaan yang lengkap, baik kitab-kitab modern, maupun kitab-kitab klasik. Madrasah An-Nahdah, Kata Hilmy, adalah lembaga pendidikan yang berbasis pendidikan bahasa dan kitab kuning dengan menerapkan integrated leaning Sistem

“Kami akan tekankan pendidikan bahasa. Tenaga guru diantaranya kami ambil dari Al-Azhar Mesir. Bahkan banyak yang lulusan S-2. Mereka sudah banyak yang bersedia. Fasiltas pendidikan kami sediakan lengkap. Ada Lab bahasa, Perpustakaan Lengkap dan ruang kelas yang representatif,” ungkapnya.

Menariknya, madrasah An-Nahdah akan membuka akses pendidikan yang luas bagi masyarakat miskin. Hilmy sadar, bahwa akses mendapatkan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat miskin selama ini sangat kecil, meski harus diakui, bahwa banyak pelajar dari kamum miskin yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi. Jadi, kehadiran An-Nahdlah adalah solusi bagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan pendidikan bermutu.

“Tanpa mengabaikan mutu pendidikan, Target group peserta didik madrasah An-Nahdlah adalah anak-anak cerdas tapi miskin. Selama ini momentum untuk memperoleh akses pendidikan bermutu bagi anak yang kurang mampu secara ekonomi agak sulit,” paparnya.(amh)