Warta

Kang Said: Tuhan Tidak "Galak"

Ahad, 23 Januari 2011 | 06:42 WIB

Jakarta, NU Online
Merosotnya akhlak atau etika masyarakat akhir-akhir ini yang berujung pada intoleransi perlu disikapi oleh para dai. “Kita jangan hanya berbicara akidah saja, tapi juga harus menyampaikan bagaimana akhlak atau etika dalam Islam,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam akun twitternya @saidaqil, 23 Januari 2011.

Kang Said menyatakan bahwa pengajaran tentang akhlak juga tidak kalah penting, yaitu menempatkan manusia sebagai makhluk yang terhormat. “Jangan hanya bicara surga-neraka saja. Kalau hanya bicara itu orang akan takut. Kita harus bicara bagaimana memanusiakan manusia. Kita angkat terlebih dahulu manusia sebagai makhluk yang terhormat, baru bicara yang lain,” lanjut Kang Said.<>

“Setelah itu barulah kita sampaikan, bahwa manusia itu harus begini, tidak boleh begitu, dan lain sebagainya,” tambahnya.

Pria kelahiran Cirebon ini mengingatkan agar para khatib/ dai lebih damai dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. “Dalam berdakwah jangan hanya mengancam orang dengan neraka. Sampaikan dakwah dengan damai. Tuhan itu tidak "galak", yang "galak" itu khatibnya. Tuhan itu maha pemaaf,” tegas Kang Said.

Ia juga mengajak masyarakat agar tidak hitam-putih dalam memahami Islam. Pandangan Islam yang sempit juga lah yang menyebabkan munculnya intoleransi akhir-akhir ini. Islam tidak bisa dipahami dalam waktu singkat atau instan. “Tidak bisa memahami Islam secara instant, butuh waktu yang tidak sebentar,” tambahnya. (bil)