Warta

Kelompok Fatah Palestina Pilih Majelis Baru

Sabtu, 15 Agustus 2009 | 23:15 WIB

Tepi Barat, NU Online
Kelompok Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, pada Jumat (14/8) lalu, memilih majelis baru kelompok itu dalam langkah lanjutan untuk memudakan kembali gerakan itu setelah pemeriksaan saksama badan eksekutif pentingnya pekan ini.

Sebanyak 600 utusan memperebutkan 80 tempat terbuka di Dewan Revolusi yang memiliki 128 kursi pada kongres pertamanya dalam 20 tahun, yang dimulai di Bethlehem 4 Agustus.<>

Dewan Revolusi, yang bersidang setiap tiga bulan, ditugasi melaksanakan keputusan kongres dan mengawasi penampilan Komite Sentral. Hasil pendahuluan mengindikasikan bahwa generasi lebih muda Fatah berusia 40-an tahun akan memenangkan sejumlah tempat tersebut.

Para pejabat pemilihan mengatakan, mereka telah menghitung lebih dari 70 persen suara dan diperkirakan akan merampungkan proses itu sekitar tengah malam dan mengumumkan hasilnya pada Sabtu.

Sehari sebelumnya, Abbas mengumumkan antrean ke Komite Sentral yang mencakup beberapa anggota muda dan sejumlah veteran "pengawal tua" seumur almarhum Yasser Arafat, yang telah digeser dari kedudukannya.

Para utusan Palestina tersebut datang ke Bethlehem dari lebih dari 80 negara untuk konvensi pertama gerakan berusia 44 tahun itu di tanah asalnya.

Beberapa anggota Fatah yakin bahwa kelompok dukungan Barat mereka yang sekuler sekarang lebih baik kedudukannya untuk mengusahakan rekonsiliasi dengan saingannya, kelompok Islam garis keras Hamas yang menguasai Jalur Gaza, memulihkan persatuan ke masalah nasionalis Palestina yang terbagi.

Penguatan Fatah, yang dikalahkan dalam pemilihan parlemen oleh Hamas pada 2007 karena korupsi, kronisme dan kepuasan pada diri sendiri, mungkin juga akan memperkuat tawar menawar Abbas dalam pembicaraan dengan Israel saat Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyiapkan rencana perdamaian baru.

Sementara, Jalur Gaza kembali memanas. 6 Orang dikabarkan tewas serta 50 lainnya luka-luka akibat pertempuran sengit antara polisi Hamas Palestina dengan para pemberontak yang sedang mendeklarasikan sebuah kerajaan Islam.

Kontak senjata terjadi di Kota Rafah, Palestina, yang merupakan perbatasan antara Palestina dengan Mesir. Diperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah.

Belum diketahui pasti dari manakah asal korban tewas dalam bakutembak tersebut. Peristiwa ini terjadi saat umat Islam usai menunaikan salat Jumat.

Pemimpin Hamas menolak bertanggung jawab atas insiden ini. "Kita tidak bertanggung jawab atas insiden ini," ujarnya usai salat Jumat di Kota Beit Lahiya yang terletak di Utara Gaza. (afp/reuters/rif)