Warta

Ketua Umum PBNU ke Vatikan

Rabu, 28 September 2005 | 04:00 WIB

Jakarta, NU Online
Hari ini, Rabu (28/9) Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi tampil sebagai pembicara utama dalam dialog antartokoh umat beragama sedunia yang mengambil tema, "Inter Religius Dialoque and Resolution of Conflics" di Vatikan.

Pengasuh Pesantren Al Hikam, Kota Malang itu menyampaikan makalah dengan judul, Moderate Mouslem in Indonesia and there role in the social religion conflics resolution.

<>

Dialog yang dijadwalkan dibuka Michael Sitzgerald bertindak mewakili Sri Paus, berlangsung selama dua hari, dengan menampilkan pembicara lain di antaranya Romo Ismartono. Sebelumnya utusan khusus dari Vatikan Michael Sitzgerald pernah berkunjung ke PBNU bersama KWI dan keuskupan gereja lainnya di Indonesia sewaktu Paus Yohanes Paulus II masih hidup.

Dalam dialog tersebut mantan cawapres PDIP ini akan menyampaikan kiprah PBNU dan Gerakan Moral Nasional (Geralnas) serta munculnya beberapa kasus konflik nasional di Indonesia, analisa dan solusinya. "Mudah-mudahan, hubungan harmonis yang dijalin antartokoh dan antarumat beragama di Indonesia dapat dicontoh negara-negara lain yang rakyatnya terdiri dari beberapa pemeluk agama yang berbeda," ujarnya.

Kunjungan ketua umum PBNU, ke Vatikan bukan yang pertama kali, sebelumnya (20/02/2003) Hasyim Muzadi pernah memimpin delegasi tokoh lintas agama yang beranggotakan Nurcholish Madjid, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah A. Syafi’i Ma’arif, Ketua Konferensi Wali Gereja (KWI) Kardinal Julius Darmaatmadja, Ketua Umum Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pendeta Nathan Setiabudi, wakil Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI)I Nyoman Suwanda dan wakil Wali Umat Budha Indonesia (Walubi) Biksu Supeno Ali Djurnawan.

Sekadar diketahui, keberangkatan kyai Hasyim ke Vatikan sebelumnya dijadwalkan usai melantik pengurus cabang istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama Australia dan New Zealand pada Jum'at (23/9) lalu bersama ketua PBNU yang membidangi urusan luar negeri, H.M. Rozy Munir dan Bendahara PBNU, Siradjul Munir , namun karena padatnya jadwal di tanah air, mantan Ketua PWNU Jatim ini memilih pulang dahulu ke tanah air dan berangkat sehari sebelum acara di gelar. (cih)

 

Â