Warta

Khadafy Minta Negara Arab Tak Campuri Konflik Palestina

Sabtu, 16 Juni 2007 | 00:34 WIB

Rabat, NU Online
Pemimpin Libya Muammar Khadhafy, meminta negara lain Arab untuk tidak turut campur dalam perebutan kekuasaan antara HAMAS dan Fatah. Campur tangan negara-negara Arab dikhawatirkan akan diboncengi kepentingan Israel.

"Masalah Palestina harus diserahkan kepada rakyat Palestina untuk menyelesaikannya. Negara Arab harus menjauhkan diri dari masalah tersebut. Apa yang telah dilakukan negara Arab untuk rakyat Palestina? Mereka hanya mengeksploitasi masalah itu demi kepentingan mereka sendiri," kata Khadhafy seperti dikutip Al-Jazeera, Jum'at (16/6).

<>

Ketika ditanya mengenai tindakan HAMAS menggusur faksi Fatah, pimpinan Presiden Mahmoud Abbas, di Jalur Gaza, Khadhafy mengatakan, "Pertempuran antar-faksi yang bertikai biasa terjadi dalam kondisi semacam itu. Pergolakan ini dilatarbelakangi oleh ideologi."

Khadhafy tidak merasa khawatir pertempuran tersebut bakal mengakibatkan ada dua wilayah yang terpisah; Jalur Gaza dikuasai HAMAS dan Tepi Barat Sungai Jordan di bawah kekuasaan Fatah; dan terhapusnya harapan bagi negara Palestina pada masa depan.

"Pemimpin HAMAS Khaled Meshaal menelefon saya hari ini untuk memberitahu saya bahwa HAMAS tak memiliki rencana semacam itu di Jalur Gaza. Ia mengatakan satu negara di Jalur Gaza akan merupakan pengkhianatan dan tindakan gila," katanya.

Khadhafy menyeru rakyat Palestina untuk memperbarui Organisasi Pembebasan Palestina guna menghidupkan kembali persatuan mereka.

Khadhafy juga menolak berbagai upaya oleh pemerintah Arab, termasuk satu gagasan tanah-bagi-perdamaian yang diluncurkan kembali pada konferensi tingkat tinggi Liga Arab tahun ini, guna mengakhiri konflik Palestina-Israel.

"Negara Arab tak memiliki hak untuk mencampuri urusan Palestina. Siapa yang telah mengatakan bahwa dunia Arab akan menerima Israel? Setiap negara Arab harus berbicara bagi dirinya sendiri," katanya.

Khadhafy menyampaikan kembali rencana perdamaiannya sendiri bagi konflik tersebut. "Satu-satunya penyelesaian ialah berdirinya satu negara demokratis, tempat rakyat Israel dan Palestina akan hidup bersama."

Di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), blok Muslim terbesar di dunia, Ekmeleddin Ihsanoglu, Jumat, menyampaikan keprihatinan sehubungan dengan kerusuhan politik di Jalur Gaza, tempat Fatah dan HAMAS terlibat pertikaian sengit untuk memperebutkan kekuasaan, dan mendesak kedua pihak tersebut agar menahan diri.

Ia mengatakan ia telah mengadakan kontak dengan para pemimpin HAMAS, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ismail Haniya, dan Fatah yang mendukung Presiden Mahmoud Abbas.(ant/era/nur)