Pernyataan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Sahal Mahfudz agar para ulama tidak membuat gaduh saat menyampaikan kritiknya, bertujuan untuk menenangkan masyarakat.
"Agar kritikan ulama tidak berujung pada pro kontra, tapi untuk perubahan ke arah yang lebih baik," kata Sekretaris Jenderal MUI, Ichwan Syam ketika dihubungi Ahad 23 Januari 2011.<>
Seperti diberitakan sebelumnya, Kiai Sahal mengingatkan para ulama agar memperhatikan jatidiri keulamaan mereka dalam menyampaikan kritik, serta tidak membuat gaduh. Pernyataan itu disampaikan Kiai Sahal, dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional MUI di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat 21 Januari 2011 malam lalu.
Ichwan mengaku tak tahu persis apakah pernyataan Kiai Sahal itu terkait kritik yang dilontarkan para tokoh lintas agama terhadap kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Tapi tampaknya beliau (Kiai Sahal) mendengar masalah ini, dan saya yakin ada kaitannya," ujarnya.
Menurut Ichwan, Kiai Sahal tidak melarang para ulama melontarkan kritikan kepada Presiden. Tapi Kiai Sahal mengkritisi cara penyampaian kritik dari para ulama tersebut. "Para ulama kan beda cara omongnya dengan anak muda atau lembaga swadaya masyarakat," katanya. Bila mengkritik, para ulama seharusnya menggunakan cara-cara yang lebih bijaksana.
Apalagi, dalam Islam kritik wajib hukumnya jika melihat ada kemunkaran. Namun kritik harus sesuai prinsip amar ma'ruf nahi munkar dan bil hikmati wal mau'idhatil hasanah. Artinya , kata dia, berlomba-lomba dalam kebaikan dan memerangi kebatilan dengan cara baik dan bijaksana. (tic/bil)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
6
Cerita Rayhan, Anak 6 Tahun Juara 1 MHN Aqidatul Awam OSN Zona Jateng-DIY
Terkini
Lihat Semua