Program kompensasi kenaikan harga bahan bakar minya (BBM) sebaiknya tak hanya melalui penyaluran bantuan langsung tunai (BLT). Pemerintah juga harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan berbentuk usaha produktif, seperti, program padat karya.
Hal tersebut diungkapkan mantan wakil ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Rosyidi, di Brebes, Jateng, Sabtu (23/5). Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Wasdiun.<>
BLT yang kini sudah dijalankan pun, katanya, perlu ditata ulang penyalurannya sehingga mencapai pada sasaran yang tepat. “Sehingga semua rakyat miskin bisa terjangkau,” tutur Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Brebes itu.
Selain pemerintah, kata Kiai Rosyidi, juga menjadi kewajiban orang kaya untuk mengentaskan kemiskinan. “Jamaah haji Indonesia selalu kelebihan quota tiap tahunnya. Artinya, banyak orang kaya di Indonesia. Kalau saja tiap jamaah berzakat 2,5 persen dari ONH, maka akan didapatkan dana sangat besar,” ujarnya.
Diakuinya, kesadaran berzakat umat Islam di negeri ini masih rendah. Ditambah pul manajemen zakat yang belum tertata dengan baik. “Saleh itu, selain di bidang ubudiyah, seyogyanya juga di bidang kemanusiaan, dengan zakat itu,” ucapnya. (rif)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Gus Ulil Resmikan Kampung Bakti NU Kalimanggis di Jatisampurna Bekasi
2
Resmi Dimulai, PBNU Luncurkan Digdaya Persuratan untuk Tingkat PCNU
3
Tadarus Al-Qur'an dan Sedekah, Amalan Orang Saleh di Bulan Syaban
4
Pola Pengasuhan ala Gus Dur-Nyai Sinta: Suami Istri Saling Menghargai, Orang Tua Hindari Memerintah Anak
5
Bagaimana Cara Membangun Keluarga Maslahat? Ini Fondasi, Pilar, dan Atapnya
6
Keluarga Maslahat ala KH Bisri Syansuri (2): Merintis Pesantren Putri Pertama di Indonesia Bersama Istri
Terkini
Lihat Semua