Warta

Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim Siap Digelar

Senin, 12 Juni 2006 | 11:22 WIB

Jakarta, NU Online
Konferensi Internasional Cendekiawan Muslim (International Conference of Islamic Scholars-ICIS II) siap digelar.

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi dan Raja Yordania Abdullah II, sudah menyatakan kesiapannya untuk hadir pada hajatan besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang akan digelar 20-22 Juni mendatang di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.

<>

Kepastian itu didapat sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (12/6)

PBNU, ungkap Hasyim, juga telah mengundang Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (EU) Javier Solana dan pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia. “Kita juga telah mengundang Vatikan (Paus Benediktus XVI). Namun sampai sekarang belum ada jawaban, mudah-mudahan besok sudah ada jawaban,“ ungkapnya.

Selain itu, imbuh Hasyim, hampir seluruh peserta dari luar negeri juga sudah menyatakan siap untuk hadir pada acara tersebut. “Dari 57 negara yang kita undang, 53 negara sudah menyatakan siap hadir,“ terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Pelaksana ICIS II, Rozy Munir mengungkapkan bahwa konferensi internasional tersebut akan di buka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yodhoyono (SBY).

“Presiden (SBY) menyatakan akan membuka acara ini. Hal itu terungkap saat kita (PBNU) mengadakan audiensi dengan beliau beberapa waktu lalu,“ terang Rozy.

Redakan Konflik Timur-Barat

Menurut Hasyim, agenda utama dari ICIS II adalah membahas upaya peredaan konflik antara dunia Timur dan Barat.

Konflik antara Timur dan Barat, tegas Hasyim, bukanlah konflik agama, sebagaimana hal itu dipahami selama ini. “Konflik Timur dan Barat itu adalah konflik hegemoni politik dan ekonomi dari Barat, bukan konflik agama,” tegasnya.

Mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur ini menambahkan, persoalan ketegangan di antara sesama umat Islam, baik di Indonesia maupun di luar negeri, juga akan menjadi perhatian dalam konferensi yang akan diikuti sekitar 300 peserta ini.

“Konflik antara Hamas dan Fatah di Palestina, Syiah dan Sunni di Iran, dan lain sebagainya juga akan dibahas,“ terang Hasyim.

Akomodir Semua Madzhab

Penyelenggaraan ICIS, kata Hasyim, berbeda dengan konferensi semacamnya. ICIS, menurutnya, akan mengakomodir semua madzhab di dalam Islam. “Kalau konferensi lainnya hanya berkutat pada satu madzhab saja, maka di ICIS ini semua madzhab kita undang, asalkan bisa berpikir moderat,“ terangnya.

Tak hanya itu. Pesertanya pun merupakan perwakilan dari ulama atau cendikiawan dari masing-masing negara. “Pesertanya adalah ulama yang muktabar atau yang signifikan untuk mengikuti konferensi ini,“ ujarnya. (rif)