Warta

Konferensi Wakaf dan Agama Berakhir Dengan Beberapa Rekomendasi

Kamis, 24 November 2005 | 03:10 WIB

Kuwait, NU Online
Sidang ke-9 Badan Eksekutif Konferensi Menteri Wakaf dan Agama yang berlangsung selama dua hari di Kuwait  berakhir dengan beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh Ketuanya Saleh bin Abdul Aziz dengan keputusan untuk membawa hasil-hasil yang telah dicapai sebagai agenda yang akan diputuskan dalam pertemuan puncak tahun depan.

Rekomendasi yang sudah disampaikan oleh anggota badan eksekutif Konferensi Wakaf dan Agama yang terdiri dari Indonesia, Kuwait, Saudi Arabia, Mesir, Gambia, Maroko, Pakistan dan Jordania merupakan masukan dan agenda yang akan menjadi keputusan dari Konferensi Menteri Wakaf dan Agama dari seluruh anggota OKI, ujar Abdul Aziz dalam penutupan sidang ke-9 ini di Kuwait, Rabu.

<>

Pada Konferensi Menteri Wakaf dan Agama yang akan diadakan di Kuwait pada Maret 2006, keputusan yang diumumkan melalui pertemuan puncak di tahun depan merupakan deklarasi, tegasnya.

Sementara itu, Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan bahwa apa yang dibahas oleh delapan anggota executive council (badan eksekutif) Konferensi Menteri Wakaf dan Agama tahun ini hanya baru merupakan rekomendasi dan bukan keputusan atau deklarasi.

Rekomendari tersebut antara lain diterimakan usul Indonesia untuk mendirikan percetakan (pabrik -red) Al-Qur’an dalam skala besar yang dapat memenuhi tidak hanya keperluan domestik tetapi juga kebutuhan Asia Timur dan Tenggara. Pihak anggota sidang ke-9 setuju semua dengan usul ini.

"Mereka sangat antusias sekali untuk membantu pendirian percetakan Al Qur’an, tapi sekali lagi saya tidak pernah meminta bantuan kepada mereka dan hanya menyampaikan obsesi kita. Kalau mereka mau membantu, ya .. Ahlan Wasahlan," katanya.

Selanjutnya rekomendasi mengenai upaya untuk mengatasi terorisme dan radikalisme yang juga menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini dan diupayakan adanya usaha untuk meluruskan pengertian jihad kepada semua lapisan dan penyadaran dalam berbagai kesempatan apalagi terhadap pihak yang diduga radikal dengan cara yang makruf (baik).

Semua anggota sidang sangat menyayangkan tindakan kelompok tertentu dalam Islam yang berpadangan picik dan mencoba menafsirkan ayat secara sepotong-sepotong untuk menjustifikasi keinginan mereka, sehingga akhirnya tindak yang dilakukan menjadi bertentangan dengan nilai agama, ujar Maftuh.

Sementara, Islam adalah agama rahmatallilalamin yaitu memberikan rahmat ke seluruh alam. Jadi tindakan terorisme jelas akan memojok citra Islam yang merupakan agama cinta damai.

Dengan demikian usaha penyadaran kembali perlu diambil sesuai dengan cara yang makruf dalam kontek wilayah masing-masing. 

Rekomendasi lain yang tak kalah pentingnya berkaitan dengan dialog agama disampiakan oleh Mesir yang merekomendasikan untuk dilakukan dialog agama dalam tiga kategori, antara lain dialog dengan agama lain, dialog dengan sesama agama dengan beda aliran (seperti Sunni dan Syiah) dan dialog sesana agama (satu keyakinan) tapi beda kebudayaan.

Tujuan dialog ini juga untuk menciptakan rasa saling mengerti dan adanya pemahaman terhadap perbedaan yang ada, sehingga kepicikan pandangan bisa diatasi, ujar Dr Maghfur Utsman, staff ahli Menteri Bidang Timur Tengah yang juga merupakan salah satu rais syuriyah PBNU.

Pokok dari rekomendasi tentu berkaitan dengan rekomendasi yang disampaikan oleh Kuwait sendiri, yaitu membuat semacam kajian lapangan diwadahi dalam bentuk suatu institusi atau lembaga dunia yang akan berpusat di Kuwait.

Institusi ini menampung berbagai ide dari semua negara-negara anggota serta melakukan kajian mendalam dalam berbagai hal yang bertujuan antara lain untuk memberikan masukan kepada semua pemegang kekuasan agar bisa membuat keputusan yang tepat dan juga bisa memberikan pemahaman kepada pihak barat dalam melihat Islam.(ant/mkf)