Warta

Konflik PPP Memanas, Dua Pentolan Partai Bertemu

Senin, 20 April 2009 | 08:11 WIB

Jakarta, NU Online
Konflik di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kian memanas setelah demonstrasi massa Aliansi Kader PPP Menggugat pada Jumat (17/4) lalu. Hari ini, Senin (20/4), dua pentolan partai berlambang Kakbah tersebut: Suryadharma Ali dan Bachtiar Chamsyah bertemu dalam Rapat Pleno PPP di kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta.

Rapat tersebut mengagendakan membahas menurunnya perolehan suara PPP pada Pemilu Legislatif kali ini serta masalah dugaan rekayasa Daftar Pemilih Tetap (DPT). Selain itu, rapat juga membicarakan tuntutan digelarnya rapat pimpinan nasional dan musyawarah nasional luar biasa.<>

Bachtiar Chamsyah yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Partai membantah dugaan bahwa rapat tersebut membicarakan konflik antara dirinya dengan Suryadharma Ali yang juga Ketua Umum PPP. "Sidang pleno ini bukan membahas tentang masalah saya dengan Suryadharma Ali. Tetapi ingin membahas mekanisme partai," ujarnya.

Menurut Bachtiar, selama ini mekanisme partai tidak berjalan. Kebijakan-kebijakan partai seperti perbaikan gedung tidak dimusyawarahkan. Bahkan, saat kampanye pun sebelumnya tidak didahului musyawarah.

"Forum PPP mendengarnya. Lain kali kalau ada kebijakan apa pun, melalui musyawarah dulu. Jangan yang main satu dua orang saja," pintanya.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP, T Taufiqulhadi, mengatakan, sempat terjadi perdebatan yang cukup alot antara Suryadharma dengan Bachtiar. "Sejauh ini, pendapat yang disampaikan SDA (Suryadharma Ali) dan Bachtiar Chamsyah memang cukup alot," katanya.

Namun, menurut dia, suasana di tubuh partai berangsur membaik. "Suasana tidak baik, justru sebelumnya saat kedatangan demonstran Jumat lalu. Tetapi, saya melihat suasana panas di luar tidak terjadi di dalam," ujarnya.

Konflik di PPP memanas setelah Suryadharma mengecam Bachtiar yang dituding mengerahkan massa untuk mendemo dia pada Jumat lalu. Suryadharma dituntut mundur dari jabatannya karena dianggap bertanggung jawab terkait penurunan suara PPP pada Pemilu 2009.

Sepanjang rapat tersebut, kantor DPP ditutup untuk umum. Sejumlah wartawan tidak bisa masuk untuk meliput. Salah seorang anggota Brigade Kakbah, Bobby mengatakan, penutupan tersebut untuk mencegah masuknya demonstran seperti kejadian pada Jumat lalu.

"Kita dapat perintah dari ketua umum, wartawan tidak boleh masuk. Belajar dari pengalaman Jumat lalu, demonstran masuk ke dalam," kata Bobby. (rif)