Warta

Lukman Hakim: Beragama Itu Datangkan Maslahat Bukan Anarkis

Kamis, 3 Maret 2011 | 09:03 WIB

Jakarta, NU Online
Majelis Permusyawaratan Rakyat akan meminta Pemerintah membentuk Badan Pemasyarakatan 4 Pilar Bernegara.  Mengingat masyarakat kita makin terasing dengan nilai-nilai jatidiri bangsanya sendiri. Seperti jiwa gotong royong, bermusyawarah, solidaritas sosial, toleransi beragama, dan sebagainya itu kini makin tercerabut dari kehidupan sehari-hari.

“Keberagamaan, religiusitas kita selama ini ternyata tak lagi mendatangkan maslahat, tapi malah dijadikan dasar bertindak anarkis, kekerasan dan itu menjadi faktor desintegrasi bangsa,” tandas Lukman Hakim Saifuddin Wakil Ketua MPR RI pada wartawan di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Kamis (3/3).

Karena itu perlu interna<>lisasi nilai-nilai Pancasila, UUD, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika pada diri segenap anak bangsa secara sistematis, terstruktur, dan massif

Menurutnya, kita memiliki Pancasila yang dipuja dunia, tapi kita malah melupakannya. Karena itu keindonesiaan kita kini makin tergerus oleh nilai-nilai global yang sesungguhnya bukan milik kita.

Dengan demikian, MPR kini terus fokus mensosialisasikan 4 pilar tersebut melalui berbagai kegiatan seperti mewajibkan setiap anggota MPR melakukan sosialisasi di daerah pemilihan masing-masing setiap reses, pelatihan pelatih, diskusi terfokus, seminar, lomba cerdas cermat, lomba karya tulis, dll.

Namun lanjut Lukman Hakim, keterbatasan MPR tidak memungkinkan lagi untuk memenuhi seluruh permintaan sosialisasi 4 pilar dari berbagai lapisan masyarakat (ormas keagamaan, ormas kepemudaan, lembaga pendidikan, LSM, dll) yang makin banyak akhir-akhir.

Sementara anggota MPR juga disibukkan dengan tugas-tugas DPR dan DPD. “Jadi, Negara sebesar ini harus punya badan/lembaga khusus dalam ranah eksekutif yang fokus dan intens memasyarakatkan 4 pilar tersebut,” ujarnya.

Sedangkan MPR sifatnya sebagai “pembuka jalan” saja. “Masak MPR (sebagai lembaga negara di ranah legislatif) akan terus-terusan mengadakan lomba cerdas cermat SLTA tentang 4 Pilar? Tapi kalau tidak, siapa yang memulai?” katanya mempertanyakan. (amf)