Warta

Masdar: Tinggalkan Mental Ngontrak di Republik ini

Selasa, 15 November 2011 | 11:21 WIB

Brebes, NU Online 
Rais Syuriah Pengurus Besar (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi mengganggap banyak orang yang masih berwatak  ngontrak di republik ini, bukan bermental sebagai pemilik negeri. Sehingga bagaimana mungkin mau meperbaiki bangsa dan negara , sedangkan dirinya saja ngontrak.

“Buang jauh-jauh mental ngontrak di republik ini, singkirkan batasan antara ke-NU-an, keislaman dan keindonesiaan kita, NU harus menjadi satu sehingga kita akan menjadi bangsa yang terkuat," harap Masdar di hadapan peserta halaqoh, yang bertema revitalisasi tradisi NU dan pengaruh gerakan Islam Trans-nasional di Indonesia, baru-baru ini di Gedung PCNU Kabupaten Brebes .

<>Masdar juga menganggap, penguasa kedua setelah Tuhan adalah Negara. Jadi kalau Negara itu baik maka kan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya, tetapi sebaliknya jika Negara itu jahat maka akan menimbulkan petakan juga bagi penduduknya . 

Ia juga mengatakan tujuan dirikannya suatu Negara juga harus benar, pertama harus berkedailan sosial, untuk itu harus diawali dengan membentuk imam yang adil, seperti pada sifat Allah yaitu Arrahman, contonya siapa saja boleh menghirup udara secara bebas di negeri ini tanpa danya batasan. bukan  hanya orang Islam saja.    

“Jadi Negara adalah sebagai aparat sifat Rahman-Nya Allah SWT," tandasnya.

Yang kedua lanjut dia, adanya Manhaj, yang dilandaskan pada Suro baina humama , yang dinyatakan dalam pancasila yaitu sila keempat. 

“Dasar negara Indonesia ini sudah benar, dan warga NU jangan ragu terhadap dasar  negara yang sudah benar ini," ajaknya.

Akhir-akhir ini banyak kelompok yang menginginkan berdirinya negara Islam, padahal istilah Negara Islam sebagai konsep kekuasaan sendiri tidak ada dalam teks Al-Qur’an dan hadist. istilah dar al-Islam baru muncul dalam fiqih sebagai konsep sosiologis, dalam arti negeri berpenduduk muslim sebgai lawan dari dar al-Kufr. 

Jadi bukan Negara Islam tetapi Negara yang ideal menurut Islam adalah Negara yang mampu menghadirkan keadilan dan kemakmuran bagi segenap rakyatnya, terutama mereka yang tidak mampu.

"Jika ada yang mengatakan membentuk negara Islam itu perintah Al-Qur’an dan hadist berarti bid’ah," tukasnya.

Lebih lanjut, Masdar pun mengajak warga NU untuk melakukan hal-hal yang mungkin selama ini terlupakan.

”Mari kita kenalkan NU sejak dini, diawali dengan hal-hal yang sederhana, misalkan memasang stiker atau yang lainnya, di rumah dan masjid-masjid. Dengan begitu  orang itu tahu bahwa masjid itu ada pemiliknya, sehingga kalau ada keniatan untuk memiliki masjid tersebut akan berfikir berkali-kali," pesannya.



Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Abdul Muiz