Mauduq Lompoa, PCNU Makassar Agendakan 1400 Pembaca Barzanji
Jumat, 4 Februari 2011 | 03:31 WIB
Bersamaan dengan momentum Harlah ke-85 Nahdlatul Ulama, Pengurus Cabang NU Kota Makassar menggelar rapat kordinasi (rakor) bulanan. Agenda pokok yang menjadi fokus pembicaraan dalam rakor kali ini, yaitu rencana maulid tradisional yang akan dilaksanakan tanggal 25 Februari mendatang.
Peringatan maulid kerjasama PCNU dengan Pemerintah Makassar dipopulerkan dengan nama Mauduq Lompoa (Bahasa Makassar: maulid besar), sebuah konsep yang selama ini menandai perayaan maulid nabi dalam nuansa tradisional dengan melibatkan peserta yang relatif dalam jumlah besar.<>
“Diagendakan 1400 pembaca barzanji akan memeriahkan mauduq lompo tersebut. Mereka berasal dari 14 kecamatan di Kota Makassar,” kata Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Makassar, H Abd. Kadir Ahmad dalam rakor rutin tersebut yang diadakan di kediamannya (30/1) dan dihadiri pengurus cabang, lembaga, badan otonom, dan majelis wakil cabang NU se Kota Makassar.
Tempat maulid direncanakan di lapangan Karebosi. Maulid tradisional didesain sedemikian rupa dengan melibatkan seniman di Kota Makasar, sehingga selain memiliki nilai religius juga kental dengan nuansa budaya dan seni lokal.
“Dalam kondisi bangsa ini mengalami kepungan budaya populer dan budaya instan, pelaksanaan perayaan maulid dengan kemasan tradisional membawa pesan kuat akan pentingnya pelestarian budaya lokal untuk menjaga eksistensi bangsa yang bhinneka tunggal ika,” kata Kadir.
Sementara itu Rakor bulalan PCNU itu juga dirangkai dengan doa sehubungan dengan tugas baru Ketua PCNU sebagai pemegang amanah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua