Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni mengatakan, kerukunan umat beragama di Tanah Air telah mengalami banyak kemajuan. Namun, tidak dapat dipungkiri masih banyak persoalan, baik internal maupun antarumat beragama.
Hal tersebut diungkapkan Maftuh saat memberi sambutan dan membuka Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk mengawal NKRI dalam rangka memperingati Satu Abad Kebangkitan Nasional, di Jakarta, Rabu (21/5) kemarin.<>
Menurut Maftuh, persoalan kerukunan bukan suatu yang imun, melainkan terkait dan terpengaruh dengan dinamika sosial yang terus berkembang. ”Memelihara kerukunan harus dilakukan secara komprehensif, terus menerus dan tidak boleh berhenti,” ujarnya.
Ia menambahkan, persoalan yang muncul di negeri ini pada era reformasi atau dalam masa transisi demokrasi adalah bahaya disintegrasi bangsa yang muncul dalam bentuk konflik horisontal masyarakat. Konflik semakin masif ketika sentimen keagamaan ikut mewarnai berbagai persitiwa itu.
Karena itu, kata Maftuh, konflik yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus dihentikan. “Kebersamaan umat harus diperkokoh di saat kita memperingati seratus tahun kebangkitan nasional ini,” katanya.
Dalam perspektif agama, ujarnya, ikatan terbaik yang dapat memperkuat kesatuan dan persatuan adalah adanya rasa persudaraan sejati, baik yang menyangkut persaudaraan sesama manusia maupun persaudaraan se-Tanah Air.
Konsep persaudaraan tersebut, lanjutntya, menjadi perekat kesatuan dan persatuan umat. Eratnya tali persaudaraan yang terbangun pada masa awal generasi Islam, seperti dilakukan Rasulullah melalui Piagam Madinah, menjadi contoh nyata keberhasilan pemimpin dalam membangun suatu bangsa yang berbeda-beda agama.
Begitu juga saat para pejuang nasional bangkit membebaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman kolonial, pemimpin-pemimpin agama berhasil menjalin ukhuwah atau persaudaraan sehingga merasa senasib dan sepenanggungan.
Menag menegaskan, stabilitas masyarakat dan terciptanya keamanan yang membuahkan perdamaian hanya bisa dicapai dengan kuat tali ukhuwah. “Jika ukhuwah masih rapuh, tidak bisa diharapkan terbangun toleransi, solidaritas, keutuhan dan kesatuan bangsa,” ucapnya. (rif)
Terpopuler
1
Ketua PBNU Gus Ulil Resmikan Kampung Bakti NU Kalimanggis di Jatisampurna Bekasi
2
Resmi Dimulai, PBNU Luncurkan Digdaya Persuratan untuk Tingkat PCNU
3
Tadarus Al-Qur'an dan Sedekah, Amalan Orang Saleh di Bulan Syaban
4
Pola Pengasuhan ala Gus Dur-Nyai Sinta: Suami Istri Saling Menghargai, Orang Tua Hindari Memerintah Anak
5
Bagaimana Cara Membangun Keluarga Maslahat? Ini Fondasi, Pilar, dan Atapnya
6
Keluarga Maslahat ala KH Bisri Syansuri (2): Merintis Pesantren Putri Pertama di Indonesia Bersama Istri
Terkini
Lihat Semua