Menteri Agama (Menag), Muhammad Maftuh Basyuni, akan memimpin Sidang Isbat untuk menetapkan 1 Ramadhan 1429 Hijriyah, di Kantor Departemen Agama (Depag), Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad (31/8) sore.
Sidang itsbat itu juga akan dihadiri sejumlah pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam, Majelis Ulama Indonesia, anggota Badan Hisab dan Rukyat Depag, kepala perwakilan negara-negara Islam dan instansi terkait.<>
Pelaksanaan rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan) yang dilaksanakan di seluruh Indonesia, Ahad (31/8), hasilnya akan dilaporkan dalam sidang itsbat. Selanjutnya dijadikan diputuskan jatuhnya 1 Ramadhan 1429 H melalui surat keputusan Menag.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Depag, Nasaruddin Umar, berharap tidak ada lagi perbedaan jatuhnya awal Ramadhan. "Insya Allah tidak terjadi perbedaan, seandainya pada 31 Agustus 2008, hilal telah terlihat," katanya.
Observatorium Boscha telah membentuk enam tim astronom yang akan disebar ke enam titik lokasi untuk memantau kemunculan hilal (bulan) sebagai tanda awal Ramadhan.
Tim itu akan melakukan pantauan hilal pada 30-31 Agustus 2008 mendatang di enam titik. Hasilnya akan dilaporkan untuk data menentukan awal Puasa yang akan ditentukan lewat Sidang Isbat.
Tim dari Observatorium Boscha yang masing-masing terdiri dua astronom dan satu pakar informasi teknologi (IT) itu akan disebar ke enam titik, yakni Makassar (Sulawesi Selatan), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Lamongan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Bandung dan Banda Aceh (Nangroe Aceh Darussalam).
Keterlibatan Observatorium Boscha dalam membantu penetapan awal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri itu merupakan yang kedua kalinya. Hasil pengamatan tim akan melengkapi data yang akan dipakai dalam Sidang Isbat.
"Hasil rekaman pengamatan hilal tim kami akan langsung direkam menggunakan kamera dan menjadi bukti kemunculan hilal sehingga fakta dan datanya valid," kata ," kata Kepala Observatorium Boscha Lembang, Dr Taufik Hidayat, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/8) lalu.
Kegiatan pemantauan itu, kata Taufik, merupakan kerja sama antara Observatorium Boscha, Departemen Komunikasi dan Informatika serta Departemen Agama.
Ia menyebutkan, dengan peralatan canggih yang ada, hilal bisa dilihat secara rinci. Hasil pengamatan hilal akan langsung dilaporkan secara online melalui perangkat IT dari enam titik pemantauan. (rif/ant)
Terpopuler
1
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
2
Hukum Quranic Song: Menggabungkan Musik dengan Ayat Al-Quran
3
Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta Jadi Momen Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa
4
Surat Al-‘Ashr: Jalan Menuju Kesuksesan Dunia dan Akhirat
5
Mariam Ait Ahmed: Ulama Perempuan Pionir Dialog Antarbudaya
6
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 229: Ketentuan Hukum Talak Raj’i dan Khulu’
Terkini
Lihat Semua