Warta

Mesjid Agung Diresmikan di Kota Industri Jerman Barat

Senin, 27 Oktober 2008 | 22:35 WIB

Duisbrug, NU Online
Sebuah mesjid agung berkapasitas 1.200 jamaah diresmikan, Minggu, di Duisburg, Jerman bagian barat, tanpa menimbulkan kehebohan seperti yang terjadi dalam rencana pembangunan sebuah mesjid di dekat Koln.Para pemimpin Kristen ikut memberikan sambutan pada upacara pembukaan dan Duisburg Philharmonic Orchestra serta band-band Truki turut memeriahkan acara tersebut.

Dalam pidato peresmiannya, Perdana Menteri Negara Bagian North Rhine Westphalia, Juergen Ruettgers, menegaskan kembali hak 3,3 juta pemeluk Islam di Jerman untuk membangun mesjid sebesar yang mereka kehendaki."Kita perlu lebih banyak lagi mesjid di negara ini, tidak hanya di kawasan pedalaman, tetapi di tempat-tempat umum dan terkenal," katanya, sebagaimana dilaporkan DPA.<>

Pernyataan Ruettgers sangat bertolak belakang dengan kehebohan yang belangsung di Koln, tempat sejumlah tokoh masyarajat lokal memprotes mesjid yang direncanakan di sana, dengan alasan "terlalu besar" dan kerusuhan berkobar pada bulan lalu ketika kalangan ekstrem kanan berusaha dengan sia-sia untuk menggelar protes anti-Islam.

Para pejabat kota mengatakan salah satu perbedaan dari Koln, yang penduduknya makmur dan dari kalangan kelas menengah, dengan Duisburg, 55 kilometer jauhnya, adalah etnis Turki Muslim merupakan mayoritas penduduk kota itu dan mereka rdari kalangan kelas pekerja.

Di Marxloh, kawasan pinggiran kota dan tempat mesjid itu dibangun, sepertiga penduduknya yang berjumlah 18.000 orang beragama Islam.Azan juga akan dikumandang dari menara mesjid setinggi 34 meter. Praktek mengalunkan panggilan shalat ini menjadi pokok keberatan dari para penentang berdirinya mesjid di banyak kota Jerman.

Pemerintah negara bagian dan Uni Eropa memberikan bantuan sebesar 3 juta euro pada kompleks mesjid tersebut, yang meliputi balai pertemuan, kafe dan mesjid itu sendiri memiliki beberapa kubah bergaya Ottoman Turki.Sementara itu, 4 juta euro lainnya disumbangkan oleh kaum Muslimin melalui kampanye pengalangan dana internasional. (ant/dpa/kp/rol)