Warta

Muslim Cina Sukacita Sambut Ramadhan

Senin, 24 Agustus 2009 | 21:18 WIB

Yinchuan, NU Online
Jutaan warga Muslim di Cina pada Sabtu lalu bersukacita memulai puasa Ramadhan. Ma Guoxing (48), seorang Muslim dari kelompok etnis Hui di Desa Tuanjie, Provinsi Wizhong, Wilayah Otonomi Ningxia Hui, bagian baratlaut Cina, bangun pada Sabtu dinihari dan pergi ke masjid setempat bersama ribuan Muslim lainnya untuk mendengarkan ceramah agama yang disampaikan seorang imam.

"Ini merupakan bulan suci yang sangat penting bagi kami. Bila kami melakukan suatu kebaikan, maka sebanding dengan 1.000 kebaikan yang dikerjakan di bulan-bulan lainnya," kata Ma Guoxing.<>

Ia menegaskan, "Sepanjang satu tahun, kami percaya bahwa bulan Ramadhan ini membawa banyak kebaikan dan nikmat dari Allah Yang Maha Kasih."
 
Saat ini Cina memiliki sekitar 20 juta warga Muslim, separoh di antaranya adalah kelompok etnis Hui. Lebih dari 2,2 juta Muslim dari kelompok etnis Hui hidup di Ningxia, atau sekitar sepertiga dari total penduduk di kawasan itu.

Seperti Ma Guoxing, sebagian besar warga Muslim di kawasan itu memulai Ramadhan pada Sabtu, 22 Agustus. Sementara itu, 12.000 warga Muslim di Beijing, yang umumnya bermukim di Niujie Street, bagian selatan ibu kota China itu, juga memulai Ramadhan pada Sabtu.

"Ramadhan dapat memperkuat pikiran kami, mengendalikan hawanafsu dan sikap egoisme kami dan mengarahkan kami ke jalan kehidupan yang benar dan sehat," kata Jianming, pemuda dari kelompok etnis Hui.

Kendati demikian, warga Muslim di beberapa kawasan lainnya di Cina, seperti di provinsi-provinsi Gansu, Qinghai dan Wilayah Otonomi Xinjiang Uygur, memulai puasa pada Jumat (21/8).

Abdul'ahad Kurban (43), yang bermukim di ibu kota Xinjiang, Urumqi, mengungkapkan ia dan keluarganya selain meningkatkan kualitas ibadah, juga menyiapkan masakan khas untuk berbuka puasa dan sahur, dan sebagian masakan itu dibagikan kepada keluarga lainnya.

"Seperti warga Muslim lainnya di disini, keluarga kami juga berbagi dengan mengirim sejumlah makanan kepada sahabat-sahabat," kata Abdul'ahad.

Ia melanjutkan, "Di negara ini begitu banyak orang berada dan makmur, namun hanya sedikit orang yang ingin berbagi. Tapi kami orang Muslim memiliki tradisi untuk berbagi kebahagiaan berupa makanan kepada orang lain dan mengharapkan balasan pahala dari Allah Yang Maha Esa."

Mila, Muslimah dari kelompok etnis Uzbekistan di Urumqi, menuturkan bahwa Ramadhan tahun ini memiliki arti khusus karena kota itu sedang memulihkan kondisinya dari aksi kekerasan mematikan bulan lalu yang menewaskan 197 orang dan lebih dari 1.600 orang lagi menderita luka-luka.

"Kami benar-benar mengalami masa sulit lebih dari sebulan lalu. Semoga arwah para korban meninggal mendapat tempat yang layak di sisi Allah, dan bagi korban luka-luka agar cepat sembuh," kata Mila dengan mata berkaca-kaca menahan kesedihan.

Mila menambahkan, "Lewat Ramadhan ini saya berdoa agar semua orang berhati jernih untuk berbuat baik sesama manusia dan hidup harmonis. Saya juga berharap semua etnis di negeri ini dapat bersatu untuk saling menghargai antara satu dengan lainnya tanpa prasangka, sepanjang masa," katanya. (ant/dar)