Warta

PBNU Diminta Beri Wejangan ke Menakertrans

Kamis, 4 Mei 2006 | 14:08 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Bambang Wirayoso, Kamis (4/5) sore mendatangi Kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, untuk meminta dukungan kepada Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi soal penolakan mereka terhadap revisi Undang-Undang (UU) No.13 tahun 2003 soal Ketenagakerjaan.

Pada kesempatan itu, Hasyim Muzadi, juga diminta untuk memberikan petuah pada Menakertrans Erman Suparno yang dinilai ngotot untuk merevisi UU tersebut. Permintaan tersebut karena Erman yang merupakan kader PKB itu dinilai dekat dengan PBNU.

<>

”Saya berharap Pak Hasyim bisa memberi nasihat ke Manakertrans agar tidak ngotot untuk melakukan revisi UU nomor 13/2003," kata Ketua Umum KSPI Bambang Wirayoso kepada Hasyim disaksikan Wakil Sekjen PBNU, Anas Thahir dan puluhan wartawan yang meliput petemuan tersebut.

Bambang mengatakan, kengototan Menakertrans dan statemen dari Wapres Jusuf Kalla bahwa UU itu tetap direvisi dinilai telah memicu kemarahan buruh. Hal itu pula yang menyulut para buruh untuk melakukan aksi penolakan terhadap rencana pemerintah.

“Kita menolak tetapi tidak ditanggapi dengan baik. Jadi kami khawatir ada stigma buruk terhadap buruh. Akhirnya buruh takut untuk menyampaikan aspirasi dan saya khawatir ada grand strategy untuk mematikan perjuangan buruh," ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Hasyim menyatakan mendukung perjuangan buruh, dengan catatan perjuangan itu memang benar-benar untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh. “Dia (Menakertrans) memang dulu pendukung saya. Saya mendukung penuh apa yang selama ini diperjuangkan buruh. Soalnya itu untuk mencari kesejahteraan dan keadilan dalam bidang tenaga kerja,” ujar Hasyim.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur ini juga berpesan kepada para buruh agar perjuangan buruh mencari keadilan dilakukan dengan cara yang benar. Cara anarkis dalam menyampaikan aspirasi akan membuat nama baik buruh hancur. ”Jangan sampai ditunggangi oleh kepentingan lain, karena itu akan mengakibatkan terjadinya ‘gol bunuh diri’ bagi buruh,” katanya.

Buruh Ditunggangi

Meski mendukung perjuangan buruh, Hasyim turut menyesalkan aksi anarkisme buruh pada 3 Mei kemarin. ”Yang jelas tindakan anarkis akan memukul balik citra buruh,” tandasnya.

Lebih lanjut, Hasyim mengatakan, bahwa terjadinya aksi kekerasan dalam unjuk rasa buruh, menunjukan indikasi adanya pihak lain yang menunggangi para buruh. ”Saya belum dengar. Tetapi kalau ada yang kalah pemilu lantas menunggangi bisa saja ada. Tetapi yang jelas bukan saya,” ungkapnya.

Ungkapan Hasyim tersebut menanggapi tudingan Presiden SBY yang mensinyalir kelompok-kelompok yang kalah Pemilu menunggangi aksi buruh. “Saya kalah ya di PBNU saja. Malah kalau saya menang jadi Wapres malah sumpek, dihujat sana-sini dan harus punya jantung rangkap. Punya pangkat tetapi kehilangan derajat,” candanya. (rif/amh)